PERCOBAAN
PUPUK
ORGANIK CAIR (POC) SEDERHANA
I.
TUJUAN
1.
Mahasiswa dapat membuat pupuk organik cair dengan cara sederhana
2.
Mahasiswa dapat mengaplikasikan pupuk organik cair di lapangan dengan baik
II. DASAR TEORI
Apa
itu Pupuk Cair Organik ?
Produk utama yang dapat dimanfaatkan dari peternakan
ruminansia besar dan ruminansia kecil antara lain daging, susu dan kulit yang
telah terbukti mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, hasil sampingannya berupa
kotoran feses yang dimanfaatkan sebagai pupuk organik berupa kompos juga dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk, maka saat ini urine juga ternyata menjadi komoditi
berharga jika dapat dimanfaatkan dengan baik.
Oleh karena itu sebagai salah satu potensi dalam
bidang peternakan, maka perlu melihat peluang-peluang dari produk-produk peternakan
yang dapat dimanfaatkan. Salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan yaitu
kotoran limbah urine sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik cair. Saat ini
penggunaan pupuk organik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya
pertanian organik. Dengan sentuhaninovasi tekhnologi, limbah urine (biourine) sebagai
nutrisi tanaman sehingga menjadikan salah satu pendapatan bagi setiap peternak.
Pemanfaatan limbah urine sebagai salah satu pupuk
organic memberikan hasil yang cukup menjanjikan, sehingga peternak sudah bisa
memperoleh hasil sebelum ternak itu dijual. Harga urine yang sudah diolah dan
menjadi pupuk cair berkisar antara Rp. 7000 – Rp. 8000/ liter.
Pemanfaatan urine ini sangat berpotensi, sehingga
perlu memberdayakan peternak agar semua produk dari ternak bisa dimanfaatkan
unutk mendatangkan keuntungan secara ekonomis, meski awalnya perlu ada
pendampingan terhadap peternak terutama soal teknik atau cara menampung urine
hingga proses pembuatan menjadi pupuk cair.
Manfaat
POC
Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang
baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan
selain itu juga mengahsilkan produk
pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organikini dapat digunakan
untuk pupuk yang ramah lingkungan
Kandungan
POC
Pupuk organik ramah lingkungan dari limbah ternak
itu bisa memutus ketergantungan petani terhadap pupuk urea atu pupuk kimia
lainnya. Dari hasil penelitian Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Andalas Padang, urine kambing
mengandung kadar nitrogen 36,90 – 37,31%, Fosfat 16,5 – 16,8 ppm dan kalsium
0,67 – 1,27%. Menurut Djoni, Nitrogen pada urine kambing sama dengan yang ada
pada pupuk SP36 yaitu 36% atau tidak jauh berbeda dengan kandungan Nitrogen
pupuk Urea , yakni 45%.
Dengan demikian, para petani tidak perlu repot
memikirkan dan membeli pupuk urea, cukup
tanaman dipupuk dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari
limbag urine domba atau kambing, dimana 2 kilogram pupuk urea bisa diganti
dengan setara 2,5 liter urine perhari. Dengan demikian, penggunaan pupuk cair
organic dari urine ini dapat menambah keuntungan petani peternak, karena dapat
mengurangi biaya operasional perawatan tanaman.
III. ALAT
1.Drum
2.Penutup
Drum
IV. BAHAN
1. Ragi
2. Air
3. Starter
4. Bioaktivator
5. Kotoran
domba/ kambing
V. PROSEDUR KERJA
A.
Pembuatan
1.
Isi 2/3 drum dengan kotoran kambing
2. Taburkan 3 – 5 ragi yang sudah
dihaluskan ke dalam drum, tambahkan juga bioaktivator
3.
isi 1/3 drum dengan air lalu tutup drum agar proses fermentasi berjalan baik
4.
Setiap hari buka penutup drum,a duk bahan-bahan dalam drum selama 3 – 5 menit
5.
Pupuk Organik siap digunakan setelah 7 hari
B.
Aplikasi
1. Pupuk organik cair (POC) paling cocok untuk
tanaman hortikultura sayur-sayuran
2. Campurkan 15 cc POC dengan 1 liter air
3. Berikan dengan cara dikocor sebanyal +/- 1 gelas
bekas air kemasan per-pohon
4. Ampas (padatan) yang tersisa di dalam drum dapat
dimanfaatkan sebagai kompos
VI.
DATA PENGAMATAN
Perlakuan bahan
|
Hasil pengamatan
|
Kotoran Kambing
Ragi
Bioaktivator (EM4)
Air
|
Bau: Tidak berbau
Warna: Hitam
Kepekatan:
Encer
Tekstur: Kasar
|
Tabel
1. Tabel pengamatan pupuk organic cair hari ke 22 fermentasi
VII.
ANALISIS DATA
Kategori
Penilaian Hasil Percobaan Pupuk Organik Cair (POC) adalah :
No
|
Kategori
Penilaian
|
|||||||
Bau
|
Score
|
Warna
|
Score
|
Kepekatan
|
Score
|
Tekstur
|
Score
|
|
1
|
Sangat
Bau
|
1
|
Sangat
hitam
|
1
|
Sangat
encer
|
1
|
Sangat
kasar
|
1
|
2
|
Agak
Bau
|
2
|
Agak
hitam
|
2
|
Agak
encer
|
2
|
Agak
kasar
|
2
|
3
|
Tidak
Berbau
|
3
|
Hitam
|
3
|
Encer
|
3
|
Kasar
|
3
|
Tabel
2. Analisis Data
Keterangan
:
-
Score tertinggi kategori berhasil
-
Score terendah kategori gagal
Berdasarkan
data diatas dan dari hasil pengamatan Pupuk Cair Organik (POC) dengan analisis
data sebagai berikut :
-
Bau : dengan score 3
-
Warna : dengan score 3
-
Kepekatan : dengan score 3
-
Tekstur : dengan score 2
Dengan perolehan score yang tinggi, maka dapat kita
perolah kesimpulan sementara bahwa praktek percobaan Pembuatan Pupuk Organik
Cair dinyatakan jadi.
VIII.
PEMBAHASAN
Pupuk
cair organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk cair
organik menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia.
Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair.
Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan yang masih baru. Kotoran
hewan yang dapat digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci, ayam atau ternak
lainnya. Pupuk organik cair adalah pupuk organik
yang kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair
foliar. Pupuk ini mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S,
Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik).Pupuk cair lebih mudah terserap
oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Manfaat dari
pemberian pupuk cair organik adalah :
1.
Merangsang pertumbuhan tunas baru.
2.
Memperbaiki sistem jaringan sel dan memperbaiki sel-sel rusak.
3.
Merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada tumbuhan.
4.
Memperbaiki klorofil pada daun.
5.
Merangsang pertumbuhan kuncup bunga.
6.
Memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga.
7.
Memperkuat daya tahan pada tanaman
Bahan-bahan
yang diguanakan dalam pembuatan pupuk cair adalah bahan-bahan yang mudah terurai
seperti sisa tanaman dan sisa hewan (kotoran ternak). Untuk membantu mempercepatBioaktivator
(EM4). EM4 (Efektif microorganisme) mengandung beberapa penyusun yang berperan
penting dalam kegiatan pembuatan pupuk organik. Berikut adalah kandungan EM4:
1. Bakteri fotosintetik
Bakteri
fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri. bakteri ini membentuk
senyawa-senyawa yang bermanfaat dari
skresi tumbuh-tumbuhan. Bahan organik dan gas berbahaya seperti hidrogen,
sulfida dengan dibantu sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat
bermanfaat tersebut meliputi asam amini, asam nukleat, zata-zat bioaaktif dan
gula yang semuanya dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Bakteri asam laktat
Bakteri
asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula dan karbohidratlain yang
dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri asma laktat dapat
menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa serta
memfermentasikannnya tanpa menimbulkan senyawa-senyawa beracun yang ditimbulkan
dari pembusukan bahan organik dan menekan patogen.
3. Ragi
Ragi dapat
menghasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam
amino dan gula didalam tanah yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan
bahan organik melalui fermentasi. Ragi juga menghasilkan senyawa bioaktif
seperti hormon dan enzim.
4. Actynomycetes
Kelompok
Actynomycetes menghasilkan zat-zata anti mikroba dari asam amino yang
dikeluarkan oleh bakteri fotosinetetik dan bahan organik. Zat-zat yang
dihasilkan dari mikroorganisme ini dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri
yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri
fotosintetik.
5. Jamur fermentasi
Jamur ini
bermanfaat dalam menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga serta
ulat-ulat yang merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan makanannya.
Dalam
pembuatan pupuk cair ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat
keberhasilan dan tingkat kegagalannya, yang nantinya dapat mempercepat proses
fermentasi. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam
pembuatan pupuk cair diantaranya adalah:
1. Suhu
Suhu merupakan
faktor yang penting bagi kehidupan bakteri, bakteri hidup dalam kondisi suhu
yang sangat beragam. Bakteri yang menguntungkan umumnya hidup pada suhu optimum
bagi pertumbuhan makhluk hidup lainnya yakni berkisar 180C - 400C.
Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan denaturasi atau
kerusakan protein dan komponen sel lainnya pada bakteri dekomposer sehingga
dapat mengakibatkan kematian. Sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat
mengakibatkan mobilitas bakteri terhambat, dan jika terjadi kenaikan suhu
secara ekstrim bakteri akan mati.
Bakteri dekomposer
populasinya sedikit atau berkurang dapat menghambat proses dekomposisi bahan,
suhu yang terlalu tinggi juga berdampak negatif terhadap perkembangbiakan
bakteri dekomposer. Pada suhu ekstrim bakteri yang dapat berkembang cenderung
bakteri yang bersifat patogenik, jadi jika suhu terlalu tinggi besar kemungkinannya
bahan terkontaminasi oleh bakteri patogenik.
2. Kelembaban
Bakteri dapat
berkembangbiak pada kondisi kelembaban yang relatif tinggi yakni RH mencapai ±
60%, kelembaban tinggi berarti lingkungan cenderung berair, bakteri sangat
menyukai pada kondisi lingkungan yang relatif berair.
3. Intensitas Cahaya
Cahaya matahari
merupakan sumber kehidupan bagi mahluk hidup termasuk bakteri yang notabene merupakan
makhluk tingkat rendah. Akan tetapi untuk dapat berkembang biak dengan optimal
media yang berisi fermentasi bahan untuk pupuk cair sebaiknya diletakkan pada
tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sinar matahari secara
langsung dapat meningkatkan suhu pada media secara signifikan yang dapat
merusak protein dan komponen sel lainnya, sitoplasma bakteri bocor sehingga
bakteri dapat mengalami kematian yang berdampak pada lambatnya fermentasi bahkan
bahan besar kemungkinannya tidak terfermentasi.
4. Ukuran bahan
Sumber makanan
bakteri dekomposer adalah bahan organik, termasuk buah dan sayuran. Dekomposisi
yang berhasil dicirikan dengan bahan yang difermentasikan hancur yang
menunjukan aktivitas bakteri yang tinggi. Sumber makanan yang dimaksud adalah
sayuran dan buah – buahan, akan tetepi dalam praktikum ini tidak ada campuran
bahan-bahan yang dimaksud.
5.
Komposisi media
Komposisi media yang digunakan harus
seimbang dengan larutan yang digunakan. Dalam pembuatan pupuk cair digunakan
larutan EM4 dan ragi serta air secukupnya. Komposisi larutan EM4 harus sesuai
dengan jumlah bahan yang akan digunakan. Apabila larutan EM4 kurang atau lebih
sedikit, maka kemungkinan besar pupuk cair akan gagal dan bahan akan cepat
membusuk.
6.
Waktu pembuatan
Pembuatan pupuk cair
organik sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari atau pagi hari dimana
intensitas cahaya matahari relatif rendah dan kelembaban tidak terlalu tinggi.
Misalnya dilakukan pada siang hari diusahakan tempat pembuatan pupuk dilakukan
pada tempat yang terhalang intensitas cahaya matahari secara langsung.
Kontaminansi dengan bakteri patogenik pada awal pembuatan akan sangat
berbahaya, bakteri patogenik cenderung dapat berkembang biak dari suhu yang
relatif tinggi. Bakteri patogenik juga dapat menyebar dari penggunaan bahan
yang busuk.
Proses
pembuatan pupuk cair bahan yang digunakan sebaiknya tidak busuk, hal ini
dikarenakan pada bahan yang busuk kemungkinan terjadinnya kontaminasi dari
mikroba lain (mikroba merugikan) sangat besar, hal ini dikarenakan pada bahan
yang telah busuk sudah dapat dipastikan ada penyebabnya, hal ini tidak boleh
terjadi, karena berdampak pada tingkat keberhasilan dalam proses pembuatan
pupuk cair yang akan dibuat. Pada intinya di dalam bahan yang sudah mengalami
pembusukan akan menghambat proses fermentasi yang dilakukan mikoorganisme yang
menjadi starter yang telah di siapkan, sehingga proses fermentasi akan
terhambat dan akhirnya tingkat keberhasilan bisa dapat dipastikan akan kecil.
Ciri-ciri dari pembuatan pupuk cair yang tidak jadi adalah dari bau yang
dihasilkan, apabila berbau busuk dan menyengat pupuk itu dinyatakan gagal, hal
ini mungkin disebabkan juga karena bahan yang digunakan sudah mengalami
pembusukan, sehingga pada saat proses fermentasi berlangsung mikroba di dalamnya
mengalami kompetisi dan pada akhirnya sama-sama mengalami kematian.
Adapun
faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegalan dalam pembuatan pupuk cair yaitu kurang
tertutupnya drum pengomposan sehingga air dan udara masih dapat masuk, drum
pengomposan terkena sinar matahari langsung sehingga proses fermentasi menjadi
terganggu, dll.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, dengan bahan yang
digunakan yaitu menggunakan bahan kotoran kambing, dapat dikatakan berhasil.
Hal ini dapat dinilai dari bau pupuk cair, yang tidak berbau,justru cenderung
wangi, lalu timbul jamur yang tumbuh diatasnya.
Dari hasil
praktikum dapat dikatakan berhasil. Hal tersebut dapat diketahui dari bau pupuk cair yaitu cenderung wangi atau tidak
berbau, dengan bau wangi tersebut telah mengindikasikan bahwa pupuk cair
tersebut berhasil dan berarti proses fermentasi yang kami lakukan berhasil.
Karena dapat dilihat sendiri bahwa perlakuan menggunakan bahan-bahan yang
memiliki bau yang sangat tidak sedap, akan tetapi setelah proses fermentasi
tersebut berhasil, maka baunya akan menjadi wangi yang disebabkan oleh adanya
proses fermentasi dari bakteri EM4.
Dalam kegiatan pembuatan pupuk cair yang telah
dilaksanakan kemarin, bahan yang digunakan tidak boleh busuk hal ini karena
didalam bahan yang telah busuk terdapat bakteri yang nantinya pada saat
pembuatan pupuk cair, bakteri tersebut akan bersaing dengan bakteri EM4 yang
digunakan sebagai agen dekomposer bahan organik. Hal ini akan menyebabkan
bakteri EM4 dalam pendengkomposisian bahan tersebut menjadi terhambat dan dapat
juga menyebabkan bakteri EM4 menjadi mati karena kalah bersaing dengan bakteri
yang ada pada bahan yang busuk.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan serta
hasil data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pupuk
organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan
meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman
leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan
nitrogen dari udara.
2.
Pupuk
cair merupakan hasil dari perombakan bahan-bahan organik yang telah dilarutkan
didalam cairan dengan bantuan bakteri pengurai sebagai decomposer.
3.
EM
4 berperan dalam proses perombakan bahan organik yang terdiri dari lignin dan
selulose yang ada serta berperan dalam penyediaan bahan makanan bagi bakteri
selama proses pengomposan terjadi.
Faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan
dalam pembuatan pupuk cair diantaranya adalah, suhu, kelembapan, intensitas
cahaya, komposisi media, waktu pembuatan, serta ukuran bahan yang digunakan
dalam pembuatan pupuk cair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar