Minggu, 15 Desember 2013

Percobaan Pupuk Organik Cair (POC) Sederhana

PERCOBAAN
PUPUK ORGANIK CAIR (POC) SEDERHANA
I. TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat membuat pupuk organik  cair dengan cara sederhana
2.      Mahasiswa dapat mengaplikasikan pupuk  organik cair di lapangan dengan baik

II. DASAR TEORI
Apa itu Pupuk Cair Organik ?
Produk utama yang dapat dimanfaatkan dari peternakan ruminansia besar dan ruminansia kecil antara lain daging, susu dan kulit yang telah terbukti mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, hasil sampingannya berupa kotoran feses yang dimanfaatkan sebagai pupuk organik berupa kompos juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, maka saat ini urine juga ternyata menjadi komoditi berharga jika dapat dimanfaatkan dengan baik.
Oleh karena itu sebagai salah satu potensi dalam bidang peternakan, maka perlu melihat peluang-peluang dari produk-produk peternakan yang dapat dimanfaatkan. Salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan yaitu kotoran limbah urine sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik cair. Saat ini penggunaan pupuk organik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya pertanian organik. Dengan sentuhaninovasi  tekhnologi, limbah urine (biourine) sebagai nutrisi tanaman sehingga menjadikan salah satu pendapatan bagi setiap peternak.
Pemanfaatan limbah urine sebagai salah satu pupuk organic memberikan hasil yang cukup menjanjikan, sehingga peternak sudah bisa memperoleh hasil sebelum ternak itu dijual. Harga urine yang sudah diolah dan menjadi pupuk cair berkisar antara Rp. 7000 – Rp. 8000/ liter.
Pemanfaatan urine ini sangat berpotensi, sehingga perlu memberdayakan peternak agar semua produk dari ternak bisa dimanfaatkan unutk mendatangkan keuntungan secara ekonomis, meski awalnya perlu ada pendampingan terhadap peternak terutama soal teknik atau cara menampung urine hingga proses pembuatan menjadi pupuk cair.
Manfaat POC
Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu  juga mengahsilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organikini dapat digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan
Kandungan POC
Pupuk organik ramah lingkungan dari limbah ternak itu bisa memutus ketergantungan petani terhadap pupuk urea atu pupuk kimia lainnya. Dari hasil penelitian Jurusan Tanah Fakultas  Pertanian Andalas Padang, urine kambing mengandung kadar nitrogen 36,90 – 37,31%, Fosfat 16,5 – 16,8 ppm dan kalsium 0,67 – 1,27%. Menurut Djoni, Nitrogen pada urine kambing sama dengan yang ada pada pupuk SP36 yaitu 36% atau tidak jauh berbeda dengan kandungan Nitrogen pupuk Urea , yakni 45%.
Dengan demikian, para petani tidak perlu repot memikirkan dan membeli pupuk urea, cukup  tanaman dipupuk dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari limbag urine domba atau kambing, dimana 2 kilogram pupuk urea bisa diganti dengan setara 2,5 liter urine perhari. Dengan demikian, penggunaan pupuk cair organic dari urine ini dapat menambah keuntungan petani peternak, karena dapat mengurangi biaya operasional perawatan tanaman.

III. ALAT
1.Drum
2.Penutup Drum


IV. BAHAN
1.    Ragi
2.    Air
3.    Starter
4.    Bioaktivator
5.    Kotoran domba/ kambing

V. PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan
1. Isi 2/3 drum dengan kotoran kambing
2. Taburkan 3 – 5 ragi yang sudah dihaluskan ke dalam drum, tambahkan juga bioaktivator
3. isi 1/3 drum dengan air lalu tutup drum agar proses  fermentasi berjalan baik
4. Setiap hari buka penutup drum,a duk bahan-bahan dalam drum selama 3 – 5 menit
5. Pupuk Organik siap digunakan setelah 7 hari

B. Aplikasi
1. Pupuk organik cair (POC) paling cocok untuk tanaman hortikultura sayur-sayuran
2. Campurkan 15 cc POC  dengan 1 liter air
3. Berikan dengan cara dikocor sebanyal +/- 1 gelas bekas air kemasan per-pohon
4. Ampas (padatan) yang tersisa di dalam drum dapat dimanfaatkan sebagai kompos
VI. DATA PENGAMATAN
Perlakuan bahan
Hasil pengamatan
Kotoran Kambing
Ragi
Bioaktivator (EM4)
Air
Bau: Tidak berbau
Warna: Hitam
Kepekatan: Encer
Tekstur: Kasar
Tabel 1. Tabel pengamatan pupuk organic cair hari ke 22 fermentasi

VII. ANALISIS DATA
Kategori Penilaian Hasil Percobaan Pupuk Organik Cair (POC) adalah :
No
Kategori Penilaian
Bau
Score
Warna
Score
Kepekatan
Score
Tekstur
Score
1
Sangat Bau
1
Sangat hitam
1
Sangat encer
1
Sangat kasar
1
2
Agak Bau
2
Agak hitam
2
Agak encer
2
Agak kasar
2
3
Tidak Berbau
3
Hitam
3
Encer
3
Kasar
3
Tabel 2. Analisis Data
Keterangan :
-          Score tertinggi kategori berhasil
-          Score terendah kategori gagal

Berdasarkan data diatas dan dari hasil pengamatan Pupuk Cair Organik (POC) dengan analisis data sebagai berikut :
-            Bau : dengan score 3
-            Warna : dengan score 3
-            Kepekatan : dengan score 3
-            Tekstur : dengan score 2

Dengan perolehan score yang tinggi, maka dapat kita perolah kesimpulan sementara bahwa praktek percobaan Pembuatan Pupuk Organik Cair dinyatakan jadi.

VIII. PEMBAHASAN
Pupuk cair organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk cair organik menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci, ayam atau ternak lainnya. Pupuk organik cair adalah pupuk organik yang kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar. Pupuk ini mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik).Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Manfaat dari pemberian pupuk cair organik adalah :

1.      Merangsang pertumbuhan tunas baru.
2.      Memperbaiki sistem jaringan sel dan memperbaiki sel-sel rusak.
3.      Merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada tumbuhan.
4.      Memperbaiki klorofil pada daun.
5.      Merangsang pertumbuhan kuncup bunga.
6.      Memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga.
7.      Memperkuat daya tahan pada tanaman

Bahan-bahan yang diguanakan dalam pembuatan pupuk cair adalah bahan-bahan yang mudah terurai seperti sisa tanaman dan sisa hewan (kotoran ternak). Untuk membantu mempercepatBioaktivator (EM4). EM4 (Efektif microorganisme) mengandung beberapa penyusun yang berperan penting dalam kegiatan pembuatan pupuk organik. Berikut adalah kandungan EM4:
1.       Bakteri fotosintetik
Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri. bakteri ini membentuk senyawa-senyawa  yang bermanfaat dari skresi tumbuh-tumbuhan. Bahan organik dan gas berbahaya seperti hidrogen, sulfida dengan dibantu sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat tersebut meliputi asam amini, asam nukleat, zata-zat bioaaktif dan gula yang semuanya dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

2.       Bakteri asam laktat
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula dan karbohidratlain yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri asma laktat dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa serta memfermentasikannnya tanpa menimbulkan senyawa-senyawa beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan organik dan menekan patogen.

3.       Ragi
Ragi dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula didalam tanah yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik melalui fermentasi. Ragi juga menghasilkan senyawa bioaktif seperti hormon dan enzim.

4.       Actynomycetes
Kelompok Actynomycetes menghasilkan zat-zata anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosinetetik dan bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan dari mikroorganisme ini dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik.

5.       Jamur fermentasi
Jamur ini bermanfaat dalam menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga serta ulat-ulat yang merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan makanannya.

Dalam pembuatan pupuk cair ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalannya, yang nantinya dapat mempercepat proses fermentasi. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam pembuatan pupuk cair diantaranya adalah:
1.       Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting bagi kehidupan bakteri, bakteri hidup dalam kondisi suhu yang sangat beragam. Bakteri yang menguntungkan umumnya hidup pada suhu optimum bagi pertumbuhan makhluk hidup lainnya yakni berkisar 180C - 400C. Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan denaturasi atau kerusakan protein dan komponen sel lainnya pada bakteri dekomposer sehingga dapat mengakibatkan kematian. Sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat mengakibatkan mobilitas bakteri terhambat, dan jika terjadi kenaikan suhu secara ekstrim bakteri akan mati.

Bakteri dekomposer populasinya sedikit atau berkurang dapat menghambat proses dekomposisi bahan, suhu yang terlalu tinggi juga berdampak negatif terhadap perkembangbiakan bakteri dekomposer. Pada suhu ekstrim bakteri yang dapat berkembang cenderung bakteri yang bersifat patogenik, jadi jika suhu terlalu tinggi besar kemungkinannya bahan terkontaminasi oleh bakteri patogenik.

2.       Kelembaban
Bakteri dapat berkembangbiak pada kondisi kelembaban yang relatif tinggi yakni RH mencapai ± 60%, kelembaban tinggi berarti lingkungan cenderung berair, bakteri sangat menyukai pada kondisi lingkungan yang relatif berair.

3.       Intensitas Cahaya
Cahaya matahari merupakan sumber kehidupan bagi mahluk hidup termasuk bakteri yang notabene merupakan makhluk tingkat rendah. Akan tetapi untuk dapat berkembang biak dengan optimal media yang berisi fermentasi bahan untuk pupuk cair sebaiknya diletakkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sinar matahari secara langsung dapat meningkatkan suhu pada media secara signifikan yang dapat merusak protein dan komponen sel lainnya, sitoplasma bakteri bocor sehingga bakteri dapat mengalami kematian yang berdampak pada lambatnya fermentasi bahkan bahan besar kemungkinannya tidak terfermentasi.
4.       Ukuran bahan
Sumber makanan bakteri dekomposer adalah bahan organik, termasuk buah dan sayuran. Dekomposisi yang berhasil dicirikan dengan bahan yang difermentasikan hancur yang menunjukan aktivitas bakteri yang tinggi. Sumber makanan yang dimaksud adalah sayuran dan buah – buahan, akan tetepi dalam praktikum ini tidak ada campuran bahan-bahan yang dimaksud.

5.       Komposisi media
            Komposisi media yang digunakan harus seimbang dengan larutan yang digunakan. Dalam pembuatan pupuk cair digunakan larutan EM4 dan ragi serta air secukupnya. Komposisi larutan EM4 harus sesuai dengan jumlah bahan yang akan digunakan. Apabila larutan EM4 kurang atau lebih sedikit, maka kemungkinan besar pupuk cair akan gagal dan bahan akan cepat membusuk.

6.       Waktu pembuatan
Pembuatan pupuk cair organik sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari atau pagi hari dimana intensitas cahaya matahari relatif rendah dan kelembaban tidak terlalu tinggi. Misalnya dilakukan pada siang hari diusahakan tempat pembuatan pupuk dilakukan pada tempat yang terhalang intensitas cahaya matahari secara langsung. Kontaminansi dengan bakteri patogenik pada awal pembuatan akan sangat berbahaya, bakteri patogenik cenderung dapat berkembang biak dari suhu yang relatif tinggi. Bakteri patogenik juga dapat menyebar dari penggunaan bahan yang busuk.

Proses pembuatan pupuk cair bahan yang digunakan sebaiknya tidak busuk, hal ini dikarenakan pada bahan yang busuk kemungkinan terjadinnya kontaminasi dari mikroba lain (mikroba merugikan) sangat besar, hal ini dikarenakan pada bahan yang telah busuk sudah dapat dipastikan ada penyebabnya, hal ini tidak boleh terjadi, karena berdampak pada tingkat keberhasilan dalam proses pembuatan pupuk cair yang akan dibuat. Pada intinya di dalam bahan yang sudah mengalami pembusukan akan menghambat proses fermentasi yang dilakukan mikoorganisme yang menjadi starter yang telah di siapkan, sehingga proses fermentasi akan terhambat dan akhirnya tingkat keberhasilan bisa dapat dipastikan akan kecil. Ciri-ciri dari pembuatan pupuk cair yang tidak jadi adalah dari bau yang dihasilkan, apabila berbau busuk dan menyengat pupuk itu dinyatakan gagal, hal ini mungkin disebabkan juga karena bahan yang digunakan sudah mengalami pembusukan, sehingga pada saat proses fermentasi berlangsung mikroba di dalamnya mengalami kompetisi dan pada akhirnya sama-sama mengalami kematian.

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegalan dalam pembuatan pupuk cair yaitu kurang tertutupnya drum pengomposan sehingga air dan udara masih dapat masuk, drum pengomposan terkena sinar matahari langsung sehingga proses fermentasi menjadi terganggu, dll.          

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, dengan bahan yang digunakan yaitu menggunakan bahan kotoran kambing, dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dinilai dari bau pupuk cair, yang tidak berbau,justru cenderung wangi, lalu timbul jamur yang tumbuh diatasnya.

Dari hasil praktikum dapat dikatakan berhasil. Hal tersebut dapat diketahui dari bau pupuk cair yaitu cenderung wangi atau tidak berbau, dengan bau wangi tersebut telah mengindikasikan bahwa pupuk cair tersebut berhasil dan berarti proses fermentasi yang kami lakukan berhasil. Karena dapat dilihat sendiri bahwa perlakuan menggunakan bahan-bahan yang memiliki bau yang sangat tidak sedap, akan tetapi setelah proses fermentasi tersebut berhasil, maka baunya akan menjadi wangi yang disebabkan oleh adanya proses fermentasi dari bakteri EM4.
Dalam kegiatan pembuatan pupuk cair yang telah dilaksanakan kemarin, bahan yang digunakan tidak boleh busuk hal ini karena didalam bahan yang telah busuk terdapat bakteri yang nantinya pada saat pembuatan pupuk cair, bakteri tersebut akan bersaing dengan bakteri EM4 yang digunakan sebagai agen dekomposer bahan organik. Hal ini akan menyebabkan bakteri EM4 dalam pendengkomposisian bahan tersebut menjadi terhambat dan dapat juga menyebabkan bakteri EM4 menjadi mati karena kalah bersaing dengan bakteri yang ada pada bahan yang busuk.



IX. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan serta hasil data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara.
2.    Pupuk cair merupakan hasil dari perombakan bahan-bahan organik yang telah dilarutkan didalam cairan dengan bantuan bakteri pengurai sebagai decomposer.
3.    EM 4 berperan dalam proses perombakan bahan organik yang terdiri dari lignin dan selulose yang ada serta berperan dalam penyediaan bahan makanan bagi bakteri selama proses pengomposan terjadi.
Faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam pembuatan pupuk cair diantaranya adalah, suhu, kelembapan, intensitas cahaya, komposisi media, waktu pembuatan, serta ukuran bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar