SISTEM USAHA AGRIBISNIS
KOMODITAS TANAMAN BROKOLI (Brassica oleracea)
Salah satu produk pertanian yang prospektif untuk
dikembangkan di Indonesia adalah brokoli. Brokoli (Brassica oleracea) adalah sayuran oriental famili kubis-kubisan
yang memiliki kandungan vitamin A dan vitamin D tinggi. Bagian yang dikonsumsi dari tanaman
brokoli adalah berupa bongkahan bunga yang mirip bunga kol namun berwarna
hijau. Kepala dari brokoli ini merupakan kumpulan dari ratusan bunga-bunga
kecil (beet) yang membentuk rumpun
yang rapat dan kompak.
Di Indonesia, pusat produksi brokoli masih terkonsentrasi di beberapa
daerah, seperti Lembang, Cisarua, dan Cibodas Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Saat ini, tanaman tersebut kini mulai
berkembang di daerah sentra sayuran lain seperti di Bukit tinggi, Pangalengan,
Majalengka, Garut, dan dataran rendah lain seperti Sleman dan Kulonprogo
(Pasaribu, 2007).
Sistem
agribisnis brokoli merupakan sistem yang telah berjalan dengan seimbang pada
beberapa lokasi pertanian. Sistem agribisnis ini terdiri dari subsistem
pengadaan input produksi, subsistem budidaya brokoli, subsistem pengolahan
brokoli, subsistem pemasaran brokoli, dan sub sistem penunjang. Subsistem
pengadaan input terdiri dari pengadaan sarana produksi seperti plastik mulsa, polybag, pupuk kandang, pupuk anorganik
(Urea, ZA, NPK, TSP), obat-obatan untuk hama dan penyakit, benih (biji
brokoli), dan benih brokoli siap tanam. Selain itu, subsistem ini juga terdiri
dari usaha penangkaran benih brokoli yang merupakan pengembangan dari
input-input sebelumnya. Subsistem budidaya secara umum terdiri dari usaha
budidaya brokoli yang pelakunya terdiri dari beberapa macam karakteristik,
yaitu petani biasa, petani mitra, dan kelompok tani.
A.
Subsistem Input Produksi
Input produksi
yang umumnya digunakan oleh petani brokoli dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok besar, yaitu input benih (biji) brokoli, input sarana produksi
brokoli, input pupuk dan obat-obatan untuk brokoli, dan input benih brokoli
siap tanam.
Input Benih (biji) Brokoli
Benih brokoli yang banyak digunakan
adalah brokoli varietas bejo. Di
pasaran varietas ini memiliki nama dagang Green
King,. Brokoli jenis ini banyak dibudidayakan petani
karena:
1.
Masa
tanam yang cukup singkat, yaitu sekitar 10-11 minggu. Lamanya masa tanam ini
dipengaruhi kualitas lahan penanaman, ketersediaan air, hama dan penyakit, dan
yang paling utama adalah permintaan pasar, khususnya untuk petani yang menjalin
kemitraan dengan perusahaan pengemasan sayuran karena ukuran brokoli yang bisa
diterima supermarket biasanya telah ditentukan.
2.
Memiliki
ukuran yang cukup besar dan bunga yang padat jika dibandingkan varietas lain.
Rata-rata untuk satu kilogram brokoli terdiri dari dua sampai tiga brokoli siap
jual. Namun ukuran ini juga harus menyesuaikan permintaan pasar bagi petani
yang tergabung dalam kemitraan perusahaan pengemasan.
3.
Lebih
tahan penyakit jika dibandingkan dengan varietas lainnya.
Benih brokoli varietas bejo didapatkan petani dari berbagai sumber, diantaranya toko
pertanian, kelompok tani usaha, dan perusahaan kemitraan. Benih brokoli
varietas bejo merupakan benih yang berasal dari Taiwan. Benih ini dijual bebas
serta mudah didapatkan di toko-toko pertanian.
Pembelian
benih yang dilakukan petani di toko pertanian pembayarannya dilakukan secara
langsung, sementara untuk pembelian di kelompok tani biasanya pembayaran bisa
dilakukan dengan kredit atau dilakukan setelah panen. Benih berupa biji ini
perlu diolah terlebih dahulu melalui penyemaian di media polybag atau kantong daun pisang (koker) sebelum ditanam oleh petani di lahan budidaya.
1).
Input Benih Siap Tanam
Penyediaan benih siap tanam dilakukan oleh penangkar benih brokoli.
Penangkar benih yang ada biasanya dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok
besar, yaitu petani yang khusus menangkarkan benih, petani budidaya yang menangkarkan
benihnya sendiri, kelompok tani usaha, dan perusahaan kemitraan.
Petani yang khusus menangkarkan benih kegiatan usahanya adalah menyemai
biji brokoli sampai dengan umur siap tanam kemudian menjualnya kepada
petani-petani budidaya brokoli. Petani penangkar ini memiliki tingkat risiko
harga yang rendah karena harga jual yang tidak terlalu berfluktuasi. Namun,
apabila tidak memperhitungkan permintaan terhadap benih brokoli petani
penangkar dapat mengalami keruguian yang sangat besar karena produk yang tidak
bisa dijual. Pembayaran benih siap tanam melalui petani penangkar biasanya
dilakukan secara langsung karena petani penangkar membutuhkan uang pembayaran
tersebut untuk melakukan proses produksi benih selanjutnya.
Kelompok kedua adalah kelompok tani usaha. Kelompok tani biasanya
menangkarkan benih brokoli untuk anggota-anggotanya. Sistem ini lebih
meringankan petani karena pembayaran benih dapat dilakukan setelah panen.
Selain itu, kualitas benih yang dihasilkan juga bisa lebih terjamin apabila
kelompok tani memiliki hubungan baik dengan PPL dan memiliki kualitas SDM yang
tinggi. Petani anggota juga lebih senang menggunakan benih dari kelompok
taninya karena keuntungan dari penjualan benih brokoli ini juga akan kembali
kepada anggota.
Kelompok ketiga adalah kelompok perusahaan pengemasan sayuran. Biasanya
terdiri atas perusahaan-perusahaan pengemasan. Penerapan sistem kemitraan yang
telah bagus telah dilakukan oleh beberapa perusahaan. Perusahaan pengemasan
sayuran-sayuran (termasuk brokoli) tersebut dengan pasar utama supermarket di kota-kota
besar di sekitarnya. Sistem kemitraan yang dilakukan adalah pihak perusahaan
menyediakan benih untuk ditanam petani mitranya kemudian hasil panen petani
dibeli kembali oleh pihak perusahaan tadi tersebut. Perusahaan ini juga
mengharuskan petani mengikuti aturan perusahaan dalam hal jumlah brokoli yang
boleh ditanam dan ukuran brokoli yang bisa diterima oleh pihak perusahaan.
Benih brokoli dari perusahaan ini diberikan kepada petani dengan jadwal yang
telah memperhitungkan waktu panen dan jumlah permintaan brokoli.
Selain ketiga sistem di atas, beberapa petani brokoli juga ada yang
melakukan sendiri penangkaran benihnya. Hal ini dilakukan agar biaya produksi
dapat ditekan dan kualitas benih yang dihasilkan dapat terjamin. Namun sistem
ini akan menyebabkan petani harus membagi konsentrasinya dan waktunya kepada
dua jenis usaha. Hal ini bisa menguntungkan atau justru merugikan apabila
manajemen yang dilakukan oleh petani kurang baik.
2). Proses Penyemaian
Benih Brokoli
Biji brokoli memiliki daya tumbuh sekitar 80%. Untuk satu hektar lahan
diperlukan sekitar 100-250 gram biji brokoli atau 15 bungkus biji brokoli. Untuk
lahan seluas 700 meter persegi dibutuhkan satu bungkus biji brokoli. Benih
(biji) tersebut perlu disemaikan terlebih dahulu pada bedengan persemaian
ataupun dalam bumbung yang terbuat dari daun pisang maupun polybag kecil ukuran diameter 7-8 cm dan tinggi 10 cm. Lahan untuk
persemaian, tanahnya diolah sedalam 30 cm, kemudian dibuat bedengan-bedengan
selebar 110-120 cm yang memanjang ke arah utara dan selatan. Arah bedengan ini
disesuaikan dengan arah matahari sehingga kebutuhan sinar matahari tanaman tercukupi
dan merata. Sambil menggemburkan tanah, pupuk kandang yang telah matang dan
halus ditambahkan. Komposisi media semai yang digunakan adalah campuran tanah
dengan dengan pupuk kandang pada perbandingan 2:1 atau 1:1.
Cara lain adalah menyemai dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun
pisang ataupun daun kelapa. Cara penyiapan media semainya adalah dengan membuat
bumbung (koker) setinggi kurang lebih
5 cm dengan diameter 4-5 cm serta dialasi bagian dasarnya dengan lembaran daun
dengan ukuran yang sama. Kemudian tiap bumbung diisi media semai hingga 90%.
Media semai ini merupakan campuran tanah halus dan pupuk kandang matang dengan
perbandingan 2:1 atau 1:1.
Sebelum
disemai, benih brokoli sebaiknya direndam dulu dalam air dingin selama kurang
lebih 12 jam. Setelah itu benih ditiriskan di tempat terbuka selama kurang
lebih 12 jam. Tujuan perlakuan ini agar benih cepat berkecambah dan
pertumbuhannya seragam. Benih yang telah melalui perlakuan di atas, dapat
disemai langsung di atas bedengan persemaian, dalam bumbung (koker), atau polybag kecil yang telah disiapkan
sebelumnya. Penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata
dan menurut barisan sedalam 0,5-1,0 cm. Setelah benih disebar (disemai),
biasanya 4-5 hari kemudian sudah tumbuh menjadi benih kecil. Pada umur 10-15
hari setelah sebar benih, benih yang telah berdaun 1-2 helai dapat segera
disapih ke dalam bumbung ataupun polybag. Keuntungan menyemai benih
langsung ke dalam bumbung atau polybag
kecil adalah dapat mengurangi terhentinya pertubuhan dan kerusakan akar benih
sewaktu dipindahkan ke kebun. Benih brokoli yang siap ditanam ke kebun adalah
benih yang telah berdaun 3-4 helai (berumur kurang lebih dua sampai tiga
minggu). Selama benih di persemaian, perlu dipelihara dengan baik terutama
dalam hal penyiraman. Penyiraman dilakukan secara rutin 1-2 kali sehari.
Input
Sarana Produksi Pertanian
Sarana produksi brokoli yang paling utama pada saat ini adalah plastik
mulsa. Plastik mulsa ini digunakan untuk mengefisienkan penggunaan pupuk,
menghambat pertumbuhan gulma, dan mengurangi penguapan sehingga penyiraman yang
dilakukan dapat dikurangi. Plastik ini dapat digunakan dalam jangka waktu satu
tahun atau tiga kali musim tanam. Namun yang menjadi permasalahan adalah harga
mulsa yang cukup mahal, yaitu + Rp 500.000,00 per gulung dan modal untuk
bertani brokoli dengan menggunakan mulsa harus banyak di awal budidaya. Modal
yang cukup besar di awal ini menjadikan kendala bagi petani untuk melakukan
budidaya. Sarana lain yang cukup penting dan menghabiskan banyak biaya serta
merupakan variabel biaya adalah polybag
untuk pembenihan. Namun penggunaan polybag
mulai digantikan oleh bahan-bahan alami dan murah misalnya daun pisang.
Dalam
melaksanakan usahatani brokoli, petani membutuhkan alat-alat pertanian seperti
cangkul, kored, sprayer, drum, dan ember. Berdasarkan wawancara dengan petani,
peralatan tersebut relaif tidak terlalu sulit didapatkan oleh petani. Petani
mendapatkan peralatan tersebut dari toko pertanian terdekat. Dengan
ketersediaan sarana transportasi yang cukup lancar dan lokasi pasar yang
relatif dekat memudahkan para petani
mendapatkan peralatan produksi pertanian yang dibutuhkan.
Input Pupuk dan Obat-Obatan
Pupuk yang digunakan
oleh petani brokoli pada umumnya adalah pupuk kandang dan pupuk kimia seperti Urea
dan NPK. Penggunaan untuk
masing-masing pupuk berbeda-beda antara petani brokoli yang satu dengan yang
lainnya tergantung pada kondisi lahan, penggunaan plastik mulsa, dan modal yang
dimiliki petani.
Pupuk kandang dapat diperoleh petani dari petani peternak yang memiliki
usaha pengolahan pupuk, pengusaha pengolahan pupuk kandang, kelompok tani, dan
pedagang pupuk kandang. Pembayaran dapat dilakukan oleh petani dengan sistem
bayar langsung atau sistem kredit. Sistem pembayaran ini disesuaikan dengan
domisili petani dan tempat pembelian pupuk. Pembayaran pembelian pupuk di
kelompok tani dilakukan secara kredit atau sistem bayar setelah panen. Petani
dapat melakukan pembayaran secara kredit (bayar setelah panen) apabila pihak
penjual berada di tersebut. Namun, apabila petani membeli pupuk dari pihak luar
petani harus melakukan pembayaran secara tunai.
Pupuk kimia yang umumnya sering digunakan oleh petani brokoli diantaranya Urea,
NPK, dan TSP. Untuk pupuk Urea dan NPK, petani biasanya membeli dari kios-kios
pertanian yang ada di sekitar desa. Biasaya petani harus melakukan pembayaran
secara tunai untuk bisa mendapatkan pupuk ini. Jenis pupuk kimia lain yang
sering digunakan oleh petani adalah pupuk daun. Pupuk daun yang sering
digunakan oleh petani diantaranya gandasil,
kristalon, dan mamigro.
Selain pupuk, untuk memberantas hama dan penyakit yang muncul selama
budidaya brokoli petani menggunakan obat-obatan kimia. Obat-obatan kimia ini
dapat didapatkan oleh petani dari kios-kios pertanian. Obat-obatan kimia yang
sering digunakan oleh petani diantaranya antracol,
curacron, tracer, dan demolish.
Obat-obatan kimia ini bisa didapatkan petani dari toko-toko pertanian di desa
tersebut atau di kota.
B. Subsistem Budidaya Brokoli
Budidaya brokoli
kebanyakan dilakukan oleh petani kecil dengan luas lahan kurang dari satu
hektar. Petani kecil banyak melakukan budidaya brokoli karena modal untuk
penanaman yang tidak terlalu banyak dan cara budidaya yang lebih mudah jika
dibandingkan komoditas sayuran yang lain. Selain itu harga jual brokoli yang
masih menghasilkan keuntungan meskipun saat harga terendah (+Rp 1.500,00).
Jumlah rata-rata tanaman petani untuk setiap 50 tumbak
(700 m2) adalah 2000 tanaman. Secara
umum budidaya brokoli dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu budidaya dengan
mulsa dan tanpa mulsa. Jenis budidaya ini disesuaikan dengan kondisi lahan dan
permodalan yang dimiliki oleh petani.
Petani jenis ini yang tidak tergabung dengan kemitraan berusaha
memaksimalkan jumlah produksi brokoli agar bisa menghasilkan keuntungan. Hal
ini dapat dilakukan karena petani tidak terikat ketentuan ukuran brokoli
seperti petani lain yang tergabung dalam kemitraan. Dengan hasil rata-rata per
pohon adalah 0,5 kg – 1 kg, petani masih bisa mendapatkan keuntungan pada saat
harga terendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petani
brokoli, setiap satu pohon brokoli biaya yang diperlukan adalah Rp 1000,00.
Jadi dengan hasil rata-rata dari 2000 pohon adalah 1500 kg, keuntungan yang
didapat per satu musim tanam pada saat harga terendah adalah Rp 250.000,00.
Petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada saat harga lebih
tinggi. Fluktuasi harga brokoli di tingkat petani biasanya adalah antara Rp
1.500,00 per kilogram sampai Rp 4.000,00 per kilogram.
Selain petani kecil, budidaya brokoli juga dilakukan oleh kelompok tani
besar. Budidaya brokoli yang dilakukan menyesuaikan order dari perusahaan
pengemasan karena biasanya kelompok tani juga termasuk mitra perusahaan
pengemasan. Penyesuaian ini dilakukan berupa jumlah tanaman brokoli yang
ditanam, masa panen, dan ukuran brokoli yang dipanen. Budidaya brokoli yang
dilakukan oleh kelompok tani akan menggunakan teknik budidaya yang intensif apabila
SDM pengelola kelompok tani yang tinggi sehingga penerapan teknologi dan sistem
budidaya yang sesuai permintaan pasar dapat dilakukan. Selain itu peran serta Petugas
Penyuluh Lapang (PPL) untuk pengembangan kelompok juga sangat besar. Hubungan baik antara kelompok
tani dengan PPL menjadikan informasi dan penerapan teknologi baru dapat
dilakukan dengan cepat dan dengan pengawasan langsung dari PPL.
Kelompok ketiga yang melakukan budidaya brokoli adalah petani yang
tergabung ke dalam kemitraan perusahaan pengemasan. Petani mitra ini melakukan
budidaya brokoli dengan menyesuaikan order dari perusahaan pengemasan. Petani
yang tergabung dalam kemitraan mendapatkan beberapa keuntungan, diantaranya
mendapatkan kepastian pasar, mendapatkan kemudahan akses benih, mendapatkan
informasi tentang teknologi baru, dan harga jual yang lebih tinggi (+ Rp
7.000,00 per kilogram). Penimbangan brokoli di perusahaan kemasan berbeda
dengan penimbangan di tengkulak. Di perusahaan kemasan brokoli ditimbang
setelah dibersihkan dari daun dan disesuaikan dengan permintaan supermarket. Di
tengkulak brokoli ditimbang sekaligus dengan daunnya, jadi beratnya lebih
tinggi dari brokoli yang dijual di perusahaan kemasan. Satu kilogram brokoli di
perusahaan kemasan terdiri dari tiga pohon, sementara satu pohon di tengkulak
bisa memiliki berat 0,5 kg – 1 kg. Namun petani yang tergabung dalam kemitraan
secara finansial tetap mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari petani
biasa.
Petani mitra
harus menanam brokoli dari perusahaan pengemasan dengan jumlah pohon, waktu
panen, dan ukuran brokoli yang telah ditentukan. Hal ini menjadikan petani yang
tergabung dalam kemitraan harus lebih intensif dalam melakukan budidaya. Benih
brokoli didapatkan petani dari perusahaan kemitraan, jadi petani hanya perlu menyediakan
lahan dan input produksi lain selain benih.
Proses
Budidaya Tanaman Brokoli tanpa Mulsa
1). Persiapan Lahan
Lahan untuk kebun brokoli sebaiknya bukan lahan bekas tanaman family Cruciferae lainnya. Sebelum diolah,
lahan perlu dibesihkan dari rumput-rumput liar ataupun sisa-sisa perakaran
tanaman. Tahap selanjutnya, tanah dicangkul sedalam 40-50 cm, kemudian dibentuk
bedengan-bedengan selebar 80-100 cm, tinggi kurang lebih 35 cm, dan panjangnya
tergantung keadaan lahan. Parit antar bedengan dibuat selebar kurang lebih 40
cm.
Saat bedengan
hampir terbentuk dan layak ditanami, pupuk kandang yang telah matang diberikan
sebanyak 0,5 kg/tanaman. Jadi untuk lahan seluas 700 meter persegi dengan
populasi 2000 tanaman dibutuhkan pupuk kandang sebanyak 1 ton. Jenis dan dosis
pupuk buatan yang digunakan adalah campuran ZA, Urea, TSP, dan KCL
masing-masing 20 kg, serta Borax atau Borate sebanyak 1 kg. Pupuk buatan ini
ditaburkan merata dan dicampur dengan tanah, kemudian bedengan dirapikan kembali.
2). Penanaman
Bibit brokoli
yang disemai dalam bumbung daun pisang, dapat ditanam langsung bersama
bumbungannya pada lubang tanam yang telah disiapkan. Sedangkan bibit yang
disemai dalam polybag, harus
dikeluarkan terlebih dahulu secara hati-hati agar akar-akarnya tidak rusak atau
putus. Bibit brokoli satu persatu ditanam pada lubang tanah yang tersedia,
kemudian di sekitar pangkal batangnya ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.
Waktu tanam yang baik adalah pagi hari antar pukul 06.00-10.00 atau sore hari
antara 15.00-17.00 yaitu pada saat penguapan air oleh pengaruh sinar matahari cukup
rendah dan temperatur udara tidak terlalu tinggi. Setelah penanaman dilakukan,
tanaman disiram sampai benar-benar basah dengan menggunakan gembor.
3).
Pemeliharan Tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman diarahkan pada penyiraman, penyiangan,
penggemburan tanah, pemupukan susulan, penutupan masa bunga (curd), dan pengendalian organisme
pengganggu tanaman, terutama hama dan penyakit. Brokoli mempunyai sistem
parakaran yang dangkal, sehingga perlu pengairan secara rutin, terutama di
musim kemarau. Penyiangan dan penggemburan tanah dapat dilakukan bersamaan
waktunya dengan pemupukan susulan. Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 7-10
hari setelah tanam dengan pupuk ZA 15 kg, Urea 7 kg, TSP 15 kg, dan KCL 7 kg
untuk 2000 pohon atau pada perbandingan 2:1:2:1 sebanyak 1 sendok makan pupuk
campuran per tanaman. Pupuk tersebut diberikan di sekeliling tanaman sejauh
10-15 cm dari batangnya. Pemupukan susulan II pada umur 20 hari setelah tanam,
dengan pupuk ZA 15 kg, Urea 10 kg, KCL 15 kg untuk satu hektar lahan atau
dengan perbandingan 1,5:1:1,5 ukuran sendok makan per tanaman. Pupuk diberikan
dalam larikan sejauh 25 cm dari pangkal batang tanaman kemudian ditutup dengan
tanah. Pemupukan susulan III dilakukan setelah tanaman berusia 40 hari. Dosis
dan cara pemupukan sama dengan pemupukan susulan I.
Untuk memacu
pertumbuhan sekaligus meningkatkan hasil bunga, maka setelah ditaburkan pupuk
susulan II dapat disemprotkan pupuk daun yang kandungan Nitrogen dan Kaliumnya
tinggi, seperti gandasil. Penyiangan
dan penggemburan tanah jangan dilakukan
terlalu dalam karena dapat merusak perakaran. Pada masa akhir pertumbuhan,
sebaiknya penyiangan dihentikan. Pada tanaman brokoli perlu ada perempelan
(pembersihan) tunas. Cabang atau tunas samping harus dirempel seawal mungkin
agar zat makanan terkonsentrasi pada pembentukan bunga yang optimal.
4). Hama dan
Penyakit
Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit, merupakan salah satu
faktor pembatas dalam peningkatan produksi brokoli. Hama-hama yang sering menyerang
tanaman brokoli adalah ulat plutella,
ulat criso, ulat tanah, kutu daun,
dan ulat daun. Lebih dari 40 jenis penyakit diketahui menyerang tanaman
kubis-kubisan termasuk brokoli yang disebabkan oleh bakteri, fungi, dan virus
(Pasaribu, 2007). Disamping itu, sering pula ditemukan penyakit fisiologis yang
disebabkan antara lain oleh kekurangan unsur hara. Beberapa penyakit utama pada
tanaman brokoli diantaranya busuk hitam, busuk lunak, akar bengkak, bercak
hitam, semai roboh, serta penyakit fisiologis.
5.) Panen dan
Pasca Panen
Pemanenan brokoli dilakukan pada saat bunga mencapai ukuran maksimal dan telah padat
(kompak) dengan kuncup bunga yang belum mekar. Umur panen sangat bervariasi
tergantung pada varietas yang ditanam. Brokoli varietas Green King dapat dipanen pada umur 60 hari setelah tanam, dan Green King 2 (bejo) dapat lebih awal
yaitu antara 55-60 hari setelah tanam. Waktu panen yang paling tepat adalah
pada pagi dan sore hari. Tata cara panennya adalah dengan memotong tangkai
bunga bersama sebagian batang dan daun-daunnya sepanjang 25 cm.
Daun brokoli
yang merupakan sisa panen biasanya digunakan untuk pakan ternak (kelinci, sapi,
dan kambing), sementara batangnya biasanya dibuang. Padahal apabila diolah
lebih lanjut batang dan daun tersebut dapat dijadikan pupuk organik dengan
harga jual yang cukup tinggi. Pengolahan ini juga dapat menghemat pengeluaran
petani untuk pembelian pupuk.
Pola Tanam
Pola tanam
yang biasanya dilakukan oleh petani yang menggunakan mulsa adalah tiga kali
penanaman sayuran. Sayuran yang ditanam bisa terus-terusan komoditas yang sama
karena petani biasanya melakukan tumpang sari sampai tiga jenis tanaman. Hal
ini merupakan salah satu keunggulan penggunaan mulsa dalam budidaya brokoli.
Jadi apabila kita menanam brokoli secara terus-menerus, dalam satu tahun kita
bisa menanam selama tiga kali musim tanam tanpa melakukan pergantian mulsa.
Budidaya dengan Menggunakan
Plastik Mulsa
Mulsa digunakan oleh petani brokoli terutama untuk menghemat penggunaan
pupuk dan menghemat intensitas penyiraman. Lahan sebelumnya disiapkan dengan
mencangkul lahan dan membuat bedengan, proses ini sama dengan proses penanaman
yang tidak menggunakan mulsa. Untuk penanaman 200 pohon (tanah seluas 700 m2),
lahan ditambahkan campuran 1,5 ton pupuk kandang, 1 kwintal NPK, 1 kwintal TSP,
dan 5 kilogram obat akar. Setelah itu bedengan dibiarkan terkena sinar matahari
selama tiga hari. Setelah tiga hari bedengan ditutup dengan menggunakan plastik
mulsa. Jumlah plastik mulsa yang digunakan biasanya mencapai 0,7 gulungan untuk
penanaman 2000 pohon. Setelah itu mulsa dilubangi dengan menggunakan kaleng
panas untuk tempat menanam tanaman. Kemudian brokoli berumur tiga sampai empat
minggu dipindahkan ke lubang tersebut. Prosedur penanaman yang dilakukan sama
dengan penanaman yang tidak menggunakan mulsa.
Perawatan brokoli yang menggunakan mulsa tidak sebanyak perawatan penanaman
tanpa mulsa. Dalam satu musim tanam petani tidak perlu melakukan penyiangan
rumput dan pemupukan susulan dilakukan setiap 15 hari dengan jumlah yang lebih
sedikit, yaitu 50 kg NPK. Untuk sistem tumpang sari dengan tanaman lain,
pemupukan susulan dapat dilakukan setiap 7 hari sekali dengan jumlah pupuk yang
sama. Penyemprotan pupuk daun, fungisida, dan pestisida dapat dilakukan satu
kali setiap musim tanam. Penyemprotan dilakukan juga tergantung dengan
pertumbuhan tanaman dan muncul tidaknya hama penyakit tanaman. Komposisi
penyemprotan petani responden adalah 2 liter pupuk daun, 0,5 liter curacron,
dan 1 kg antracol.
Pemanenan
dilakukan rata-rata setelah tanaman berumur 60 hari dari sejak tanaman itu
ditanam di bedengan. Waktu pemanenan tergantung pertumbuhan tanaman, musim, dan
ukuran bungan brokoli yang diinginkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
petani responden biaya untuk satu pohon rata-rata Rp 1.000,00, jadi biaya untuk
2000 tanaman adalah Rp 2.000.000,00. Dari 2000 tanaman biasanya dihasilkan 1,5
ton brokoli, jadi BEP akan tercapai pada tingkat harga Rp 1.400,00 per
kilogram. Namun pada musim kedua dan ketiga BEP akan tercapai pada tingkat
harga yang lebih rendah karena petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
pembelian mulsa. Selain itu, petani juga akan mendapatkan penghasilan tambahan
dari tanaman tumpang sari yang dibudidayakan bersama brokoli.
C.
Subsistem Pengolahan
Pengolahan yang dilakukan terhadap produk brokoli kebanyakan hanya terbatas
pada proses penyortiran (oleh perusahaan pengemasan) dan pengemasan produk.
Proses penyortiran dilakukan oleh perusahaan pengemasan untuk menyesuaikan
karakteristik produk sesuai dengan permintaan supermarket. Sifat-sifat penting yang menentukan kualitas
brokoli adalah padatan (kompak), warna, keutuhan (tidak cacat), dan diameter
kepala bunga. Sortasi biasaya dilakukan bersamaan dengan pengkelasan ukuran bunga.
Diameter kepala bunga dapat dibedakan menjadi 4 kelas, yakni di atas 25 cm,
20-25 cm, 15-20 cm , dan 10-15 cm. Diameter bunga yang diterima oleh perusahaan
pengemasan rata-rata sekitar 13 cm dengan berat satu kilogramnya terdiri dari
tiga buah brokoli siap jual.
Brokoli yang disortir oleh perusahaan pengemasan berasal dari petani mitra
atau petani yang telah mengikat kontrak dengan perusahaan pengemasan. Pada
waktu panen yang telah ditentukan oleh perusahaan pengemasan brokoli dipanen
oleh petani mitra dan diambil oleh bagian produksi perusahaan. Setelah diambil,
brokoli tersebut disortir berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan.
Brokoli yang lulus sortir kemudian dibersihkan dari daun, dipotong pangkalnya
sepanjang sekitar 20 cm, kemudian dikemas. Brokoli yang tidak lulus sortir
tidak dibayar oleh perusahaan dan dilemparkan kepada tengkulak dan leper yang
ada di sekitar perusahaan. Urusan pembayaran brokoli yang tidak lulus sortir
merupakan kesepakatan antara petani dengan leper atau tengkulak yang
bersangkutan.
Setelah proses penyortiran selesai brokoli tersebut dikemas. Pengemasan di
perusahaan pengemasan sayuran menggunakan plastik krep. Pengiriman jarak pendek
ke kota terdekat pengangkutan setelah pengemasan menggunakan kontainer sayuran
dan diangkut dengan mobil box. Pengiriman jarak jauh pengemasan lanjutan dengan
menggunakan peti kayu dengan kapasitas 25-30 kg per peti.
Jadwal pengemasan ini disesuaikan dengan jadwal pengiriman agar produk
sampai di supermarket dalam keadaan segar. Jadi setelah selesai melakukan
pengemasan, sayuran akan langsung dikirim ke supermarket-supermarker yang
dituju. Melalui hal ini, kualitas dan kesegaran sayuran akan tetap terjaga
sampai ke tangan konsumen.
Pengemasan
yang dilakukan oleh leper atau tengkulak biasanya hanya menggunakan plastik
ukuran besar untuk pengiriman ke pasar sekitar dan menggunakan peti kayu untuk
pasar kota-kota besar. Brokoli yang didapatkan oleh leper atau tengkulak
biasanya berasal dari petani yang tidak terikat kemitraan dengan perusahaan
pengemasan dan brokoli yang tidak lulus sortir di perusahaan pengemasan.
Pengolahan sebelum pengemasan agak berbeda dengan pengolahan di perusahaan
pengemasan. Daun brokoli tidak dihabiskan namun disisakan di bawah tinggi
bunga. Kemudian bungan brokoli ditutup dengan kertas koran dan dikemas ke dalam
peti atau plastik berukuran besar.
D. Subsistem Pemasaran
Tujuan pemasaran produk brokoli secara umum dibedakan menjadi pasar
tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional yang menjadi tujuan pemasaran
brokoli terdiri dari pasar eceran dan pasar induk. Pihak yang melakukan
pemasaran ke pasar tradisional adalah leper (pengumpul sayuran) dan tengkulak.
Jenis pasar tradisional yang dituju oleh pelaku pemasaran disesuaikan dengan ukuran
dan kemampuan pihak pemasar. Pengumpul sayuran skala besar biasanya tujuan
pasarnya adalah pasar-pasar induk. Sementara untuk pengumpul sayuran skala
kecil banyak terdapat di daerah tersebut dan tersebar di RW-RW yang ada di daerah
tersebut. Pengumpul sayuran skala kecil ini tujuan pasarnya adalah pasar-pasar
kecil di sekitar kecamatan dan kabupaten terdekat.
Pelaku pemasaran ke pasar modern (supermarket) dilakukan oleh perusahaan
pengemasan sayuran dan beberapa kelompok tani. Supermarket yang dituju adalah
supermarket-supemarket yang kebanyakan berada di kota-kota terdekat.
E. Subsistem Penunjang
Dalam sistem agribisnis brokoli terdapat subsistem
agribisnis penunjang yang mendukung keberhasilan sistem agribisnis brokoli.
Lembaga-lembaga yang mendukung sistem agribisnis brokoli yaitu :
a.
Bank
Bank merupakan salah satu lembaga penunjang sistem
agribisnis. Peran bank dalam mendukung perkembangan agribisnis yaitu melalui
sarana penyedia kredit kepada petani dan lembaga pertanian lainnya yang
memerlukan modal untuk menjalankan usahanya. Pandangan petani terhadap birokrasi pengajuan kredit
kepada bank yang rumit membuat petani takut untuk mengajukan kredit kepada
pihak bank. Hingga saat ini peran bank sebagai lembaga kredit masih kurang
maksimal. Pihak bank masih takut untuk menyalurkan kredit kepada petani karena
tingginya risiko di bidang pertanian. Produk kredit yang ditawarkan oleh bank
(dalam kasus ini adalah BRI) diantaranya adalah KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan
jenis kredit lainnya seperti KUPEDES.
KUR merupakan
program penyaluran kredit yang dicanangkan oleh pemerintah melalui 6 bank salah
satunya adalah BRI. KUR ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha tingkat mikro
dan kecil untuk mengembangkan usahanya. Pertanian termasuk jenis usaha yang
menjadi sasaran KUR. Hingga saat ini program KUR sudah berjalan selama 6 bulan.
b.
Sekolah Lapang (SL) atau Kelompok
Masyarakat Peduli Lingkungan (KMPL)
Sekolah Lapang
merupakan suatu lembaga peduli lingkungan yang mempelajari tentang potensi dan
masalah lingkungan di daerah sekitarnya. Pertanian menjadi salah satu subjek
yang diamati oleh pihak Sekolah Lapang. Setelah melakukan analisis lapangan, SL
akan membuat riset aksi untuk desa yang diamati yang nantinya akan
diimplementasikan dalam program SL. Program yang dilaksanakan oleh SL selama
ini mendukung pembangunan pertanian di desa sekitarnya. Hasil riset SL di suatu
desa binaannya misalnya menyimpulkan bahwa isu yang muncul di desa tersebut
adalah penggunaan pestisida untuk pertanian. Penggunaan pestisida ini
diharapkan dapat dikurangi di masa depan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Program SL yang biasanya dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan seperti ini
adalah seminar pertanian berbasis ekologi dan pengawasan dalam pelaksanaan
hasil seminar di lapangan.
c.
PPL Pertanian
Lembaga yang berpengaruh dalam perkembangan pertanian di Desa
adalah PPL. PPL berfungsi sebagai pembimbing petani dan kelompok tani mulai
dari kegiatan budidaya sampai dengan pemasaran. PPL juga membantu petani dalam
akses terhadap lembaga-lembaga penunjang. Selain itu, PPL juga berfungsi
sebagai fasilitator penghubung petani dengan dinas-dinas terkait mengenai
teknologi petanian dan permohonan bantuan.
d.
Kelompok
Tani Usaha (KTU)
Selain sebagai pelaku dalam setiap subsistem agribisnis, kelompok
tani usaha juga memiliki peran sebagai lembaga penunjang. Peran kelompok tani
usaha sebagai lembaga penunjang terutama sebagai lembaga kredit selain bank dan
merupakan lembaga yang menjadi perantara dan membantu Petugas Penyuluh Lapang (PPL) dalam
menyampaikan informasi pertanian. Kelompok tani usaha juga berperan sebagai pihak
yang dijadikan percontohan dan percobaan apabila terdapat teknologi baru di
bidang pertanian yang nantinya akan diterapkan di desa tersebut. Kelompok tani
usaha juga memiliki peran untuk melakukan perkenalan dan promosi pertanian
melalui kegiatan field trip dan
pelatihan untuk pihak luar yang memiliki ketertarikan untuk melakukan usaha di
bidang pertanian. Pelatihan dan field
trip ini rutin dilakukan oleh kelompok tani usaha melalui kerjasama dengan
pihak pemerintahan.
mantap... terimakasih informasinya.. info tentang tanaman brokoli ini sangat bermanfaat...
BalasHapusPUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan Prolac A untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Mia. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.
Anda harus membayar rekening pinjaman untuk menghubungi kami bila pemberian pinjaman serendah tingkat bunga 2%, untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami melalui e-mail andmoris38@gmail.com
BalasHapus