Minggu, 15 Desember 2013

Agribisnis Tanaman Brokoli

SISTEM USAHA AGRIBISNIS
KOMODITAS TANAMAN BROKOLI (Brassica oleracea)

Salah satu produk pertanian yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia adalah brokoli. Brokoli (Brassica oleracea) adalah sayuran oriental famili kubis-kubisan yang memiliki kandungan vitamin A dan vitamin D tinggi. Bagian yang dikonsumsi dari tanaman brokoli adalah berupa bongkahan bunga yang mirip bunga kol namun berwarna hijau. Kepala dari brokoli ini merupakan kumpulan dari ratusan bunga-bunga kecil (beet) yang membentuk rumpun yang rapat dan kompak.
Di Indonesia, pusat produksi brokoli masih terkonsentrasi di beberapa daerah, seperti Lembang, Cisarua, dan Cibodas Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Saat ini,  tanaman tersebut kini mulai berkembang di daerah sentra sayuran lain seperti di Bukit tinggi, Pangalengan, Majalengka, Garut, dan dataran rendah lain seperti Sleman dan Kulonprogo (Pasaribu, 2007).
Sistem agribisnis brokoli merupakan sistem yang telah berjalan dengan seimbang pada beberapa lokasi pertanian. Sistem agribisnis ini terdiri dari subsistem pengadaan input produksi, subsistem budidaya brokoli, subsistem pengolahan brokoli, subsistem pemasaran brokoli, dan sub sistem penunjang. Subsistem pengadaan input terdiri dari pengadaan sarana produksi seperti plastik mulsa, polybag, pupuk kandang, pupuk anorganik (Urea, ZA, NPK, TSP), obat-obatan untuk hama dan penyakit, benih (biji brokoli), dan benih brokoli siap tanam. Selain itu, subsistem ini juga terdiri dari usaha penangkaran benih brokoli yang merupakan pengembangan dari input-input sebelumnya. Subsistem budidaya secara umum terdiri dari usaha budidaya brokoli yang pelakunya terdiri dari beberapa macam karakteristik, yaitu petani biasa, petani mitra, dan kelompok tani.
A.   Subsistem Input Produksi
Input produksi yang umumnya digunakan oleh petani brokoli dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar, yaitu input benih (biji) brokoli, input sarana produksi brokoli, input pupuk dan obat-obatan untuk brokoli, dan input benih brokoli siap tanam.

Input Benih (biji) Brokoli
            Benih brokoli yang banyak digunakan adalah brokoli varietas bejo. Di pasaran varietas ini memiliki nama dagang Green King,. Brokoli jenis ini banyak dibudidayakan petani karena:
1.      Masa tanam yang cukup singkat, yaitu sekitar 10-11 minggu. Lamanya masa tanam ini dipengaruhi kualitas lahan penanaman, ketersediaan air, hama dan penyakit, dan yang paling utama adalah permintaan pasar, khususnya untuk petani yang menjalin kemitraan dengan perusahaan pengemasan sayuran karena ukuran brokoli yang bisa diterima supermarket biasanya telah ditentukan.
2.      Memiliki ukuran yang cukup besar dan bunga yang padat jika dibandingkan varietas lain. Rata-rata untuk satu kilogram brokoli terdiri dari dua sampai tiga brokoli siap jual. Namun ukuran ini juga harus menyesuaikan permintaan pasar bagi petani yang tergabung dalam kemitraan perusahaan pengemasan.
3.      Lebih tahan penyakit jika dibandingkan dengan varietas lainnya.
Benih brokoli varietas bejo didapatkan petani dari berbagai sumber, diantaranya toko pertanian, kelompok tani usaha, dan perusahaan kemitraan. Benih brokoli varietas bejo merupakan benih yang berasal dari Taiwan. Benih ini dijual bebas serta mudah didapatkan di toko-toko pertanian.
Pembelian benih yang dilakukan petani di toko pertanian pembayarannya dilakukan secara langsung, sementara untuk pembelian di kelompok tani biasanya pembayaran bisa dilakukan dengan kredit atau dilakukan setelah panen. Benih berupa biji ini perlu diolah terlebih dahulu melalui penyemaian di media polybag atau kantong daun pisang (koker) sebelum ditanam oleh petani di lahan budidaya.
1). Input Benih Siap Tanam
Penyediaan benih siap tanam dilakukan oleh penangkar benih brokoli. Penangkar benih yang ada biasanya dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar, yaitu petani yang khusus menangkarkan benih, petani budidaya yang menangkarkan benihnya sendiri, kelompok tani usaha, dan perusahaan kemitraan.
Petani yang khusus menangkarkan benih kegiatan usahanya adalah menyemai biji brokoli sampai dengan umur siap tanam kemudian menjualnya kepada petani-petani budidaya brokoli. Petani penangkar ini memiliki tingkat risiko harga yang rendah karena harga jual yang tidak terlalu berfluktuasi. Namun, apabila tidak memperhitungkan permintaan terhadap benih brokoli petani penangkar dapat mengalami keruguian yang sangat besar karena produk yang tidak bisa dijual. Pembayaran benih siap tanam melalui petani penangkar biasanya dilakukan secara langsung karena petani penangkar membutuhkan uang pembayaran tersebut untuk melakukan proses produksi benih selanjutnya.
Kelompok kedua adalah kelompok tani usaha. Kelompok tani biasanya menangkarkan benih brokoli untuk anggota-anggotanya. Sistem ini lebih meringankan petani karena pembayaran benih dapat dilakukan setelah panen. Selain itu, kualitas benih yang dihasilkan juga bisa lebih terjamin apabila kelompok tani memiliki hubungan baik dengan PPL dan memiliki kualitas SDM yang tinggi. Petani anggota juga lebih senang menggunakan benih dari kelompok taninya karena keuntungan dari penjualan benih brokoli ini juga akan kembali kepada anggota.
Kelompok ketiga adalah kelompok perusahaan pengemasan sayuran. Biasanya terdiri atas perusahaan-perusahaan pengemasan. Penerapan sistem kemitraan yang telah bagus telah dilakukan oleh beberapa perusahaan. Perusahaan pengemasan sayuran-sayuran (termasuk brokoli) tersebut dengan pasar utama supermarket di kota-kota besar di sekitarnya. Sistem kemitraan yang dilakukan adalah pihak perusahaan menyediakan benih untuk ditanam petani mitranya kemudian hasil panen petani dibeli kembali oleh pihak perusahaan tadi tersebut. Perusahaan ini juga mengharuskan petani mengikuti aturan perusahaan dalam hal jumlah brokoli yang boleh ditanam dan ukuran brokoli yang bisa diterima oleh pihak perusahaan. Benih brokoli dari perusahaan ini diberikan kepada petani dengan jadwal yang telah memperhitungkan waktu panen dan jumlah permintaan brokoli.
Selain ketiga sistem di atas, beberapa petani brokoli juga ada yang melakukan sendiri penangkaran benihnya. Hal ini dilakukan agar biaya produksi dapat ditekan dan kualitas benih yang dihasilkan dapat terjamin. Namun sistem ini akan menyebabkan petani harus membagi konsentrasinya dan waktunya kepada dua jenis usaha. Hal ini bisa menguntungkan atau justru merugikan apabila manajemen yang dilakukan oleh petani kurang baik.


2). Proses Penyemaian Benih Brokoli
Biji brokoli memiliki daya tumbuh sekitar 80%. Untuk satu hektar lahan diperlukan sekitar 100-250 gram biji brokoli atau 15 bungkus biji brokoli. Untuk lahan seluas 700 meter persegi dibutuhkan satu bungkus biji brokoli. Benih (biji) tersebut perlu disemaikan terlebih dahulu pada bedengan persemaian ataupun dalam bumbung yang terbuat dari daun pisang maupun polybag kecil ukuran diameter 7-8 cm dan tinggi 10 cm. Lahan untuk persemaian, tanahnya diolah sedalam 30 cm, kemudian dibuat bedengan-bedengan selebar 110-120 cm yang memanjang ke arah utara dan selatan. Arah bedengan ini disesuaikan dengan arah matahari sehingga kebutuhan sinar matahari tanaman tercukupi dan merata. Sambil menggemburkan tanah, pupuk kandang yang telah matang dan halus ditambahkan. Komposisi media semai yang digunakan adalah campuran tanah dengan dengan pupuk kandang pada perbandingan 2:1 atau 1:1.
Cara lain adalah menyemai dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun daun kelapa. Cara penyiapan media semainya adalah dengan membuat bumbung (koker) setinggi kurang lebih 5 cm dengan diameter 4-5 cm serta dialasi bagian dasarnya dengan lembaran daun dengan ukuran yang sama. Kemudian tiap bumbung diisi media semai hingga 90%. Media semai ini merupakan campuran tanah halus dan pupuk kandang matang dengan perbandingan 2:1 atau 1:1.
Sebelum disemai, benih brokoli sebaiknya direndam dulu dalam air dingin selama kurang lebih 12 jam. Setelah itu benih ditiriskan di tempat terbuka selama kurang lebih 12 jam. Tujuan perlakuan ini agar benih cepat berkecambah dan pertumbuhannya seragam. Benih yang telah melalui perlakuan di atas, dapat disemai langsung di atas bedengan persemaian, dalam bumbung (koker), atau polybag kecil yang telah disiapkan sebelumnya. Penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata dan menurut barisan sedalam 0,5-1,0 cm. Setelah benih disebar (disemai), biasanya 4-5 hari kemudian sudah tumbuh menjadi benih kecil. Pada umur 10-15 hari setelah sebar benih, benih yang telah berdaun 1-2 helai dapat segera disapih  ke dalam bumbung ataupun polybag. Keuntungan menyemai benih langsung ke dalam bumbung atau polybag kecil adalah dapat mengurangi terhentinya pertubuhan dan kerusakan akar benih sewaktu dipindahkan ke kebun. Benih brokoli yang siap ditanam ke kebun adalah benih yang telah berdaun 3-4 helai (berumur kurang lebih dua sampai tiga minggu). Selama benih di persemaian, perlu dipelihara dengan baik terutama dalam hal penyiraman. Penyiraman dilakukan secara rutin 1-2 kali sehari.
Input Sarana Produksi Pertanian
Sarana produksi brokoli yang paling utama pada saat ini adalah plastik mulsa. Plastik mulsa ini digunakan untuk mengefisienkan penggunaan pupuk, menghambat pertumbuhan gulma, dan mengurangi penguapan sehingga penyiraman yang dilakukan dapat dikurangi. Plastik ini dapat digunakan dalam jangka waktu satu tahun atau tiga kali musim tanam. Namun yang menjadi permasalahan adalah harga mulsa yang cukup mahal, yaitu + Rp 500.000,00 per gulung dan modal untuk bertani brokoli dengan menggunakan mulsa harus banyak di awal budidaya. Modal yang cukup besar di awal ini menjadikan kendala bagi petani untuk melakukan budidaya. Sarana lain yang cukup penting dan menghabiskan banyak biaya serta merupakan variabel biaya adalah polybag untuk pembenihan. Namun penggunaan polybag mulai digantikan oleh bahan-bahan alami dan murah misalnya daun pisang.
Dalam melaksanakan usahatani brokoli, petani membutuhkan alat-alat pertanian seperti cangkul, kored, sprayer, drum, dan ember. Berdasarkan wawancara dengan petani, peralatan tersebut relaif tidak terlalu sulit didapatkan oleh petani. Petani mendapatkan peralatan tersebut dari toko pertanian terdekat. Dengan ketersediaan sarana transportasi yang cukup lancar dan lokasi pasar yang relatif dekat  memudahkan para petani mendapatkan peralatan produksi pertanian yang dibutuhkan.
Input Pupuk dan Obat-Obatan
Pupuk yang digunakan oleh petani brokoli pada umumnya adalah pupuk kandang dan pupuk kimia seperti Urea dan NPK. Penggunaan untuk masing-masing pupuk berbeda-beda antara petani brokoli yang satu dengan yang lainnya tergantung pada kondisi lahan, penggunaan plastik mulsa, dan modal yang dimiliki petani.
Pupuk kandang dapat diperoleh petani dari petani peternak yang memiliki usaha pengolahan pupuk, pengusaha pengolahan pupuk kandang, kelompok tani, dan pedagang pupuk kandang. Pembayaran dapat dilakukan oleh petani dengan sistem bayar langsung atau sistem kredit. Sistem pembayaran ini disesuaikan dengan domisili petani dan tempat pembelian pupuk. Pembayaran pembelian pupuk di kelompok tani dilakukan secara kredit atau sistem bayar setelah panen. Petani dapat melakukan pembayaran secara kredit (bayar setelah panen) apabila pihak penjual berada di tersebut. Namun, apabila petani membeli pupuk dari pihak luar petani harus melakukan pembayaran secara tunai.
Pupuk kimia yang umumnya sering digunakan oleh petani brokoli diantaranya Urea, NPK, dan TSP. Untuk pupuk Urea dan NPK, petani biasanya membeli dari kios-kios pertanian yang ada di sekitar desa. Biasaya petani harus melakukan pembayaran secara tunai untuk bisa mendapatkan pupuk ini. Jenis pupuk kimia lain yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk daun. Pupuk daun yang sering digunakan oleh petani diantaranya gandasil, kristalon, dan mamigro.
Selain pupuk, untuk memberantas hama dan penyakit yang muncul selama budidaya brokoli petani menggunakan obat-obatan kimia. Obat-obatan kimia ini dapat didapatkan oleh petani dari kios-kios pertanian. Obat-obatan kimia yang sering digunakan oleh petani diantaranya antracol, curacron, tracer, dan demolish. Obat-obatan kimia ini bisa didapatkan petani dari toko-toko pertanian di desa tersebut atau di kota.


B.   Subsistem Budidaya Brokoli
Budidaya brokoli kebanyakan dilakukan oleh petani kecil dengan luas lahan kurang dari satu hektar. Petani kecil banyak melakukan budidaya brokoli karena modal untuk penanaman yang tidak terlalu banyak dan cara budidaya yang lebih mudah jika dibandingkan komoditas sayuran yang lain. Selain itu harga jual brokoli yang masih menghasilkan keuntungan meskipun saat harga terendah (+Rp 1.500,00). Jumlah rata-rata tanaman petani untuk setiap 50 tumbak (700 m2) adalah 2000 tanaman. Secara umum budidaya brokoli dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu budidaya dengan mulsa dan tanpa mulsa. Jenis budidaya ini disesuaikan dengan kondisi lahan dan permodalan yang dimiliki oleh petani.
Petani jenis ini yang tidak tergabung dengan kemitraan berusaha memaksimalkan jumlah produksi brokoli agar bisa menghasilkan keuntungan. Hal ini dapat dilakukan karena petani tidak terikat ketentuan ukuran brokoli seperti petani lain yang tergabung dalam kemitraan. Dengan hasil rata-rata per pohon adalah 0,5 kg – 1 kg, petani masih bisa mendapatkan keuntungan pada saat harga terendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petani brokoli, setiap satu pohon brokoli biaya yang diperlukan adalah Rp 1000,00. Jadi dengan hasil rata-rata dari 2000 pohon adalah 1500 kg, keuntungan yang didapat per satu musim tanam pada saat harga terendah adalah Rp 250.000,00. Petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada saat harga lebih tinggi. Fluktuasi harga brokoli di tingkat petani biasanya adalah antara Rp 1.500,00 per kilogram sampai Rp 4.000,00 per kilogram.
Selain petani kecil, budidaya brokoli juga dilakukan oleh kelompok tani besar. Budidaya brokoli yang dilakukan menyesuaikan order dari perusahaan pengemasan karena biasanya kelompok tani juga termasuk mitra perusahaan pengemasan. Penyesuaian ini dilakukan berupa jumlah tanaman brokoli yang ditanam, masa panen, dan ukuran brokoli yang dipanen. Budidaya brokoli yang dilakukan oleh kelompok tani akan menggunakan teknik budidaya yang intensif apabila SDM pengelola kelompok tani yang tinggi sehingga penerapan teknologi dan sistem budidaya yang sesuai permintaan pasar dapat dilakukan. Selain itu peran serta Petugas Penyuluh Lapang (PPL) untuk pengembangan kelompok  juga sangat besar. Hubungan baik antara kelompok tani dengan PPL menjadikan informasi dan penerapan teknologi baru dapat dilakukan dengan cepat dan dengan pengawasan langsung dari PPL.
Kelompok ketiga yang melakukan budidaya brokoli adalah petani yang tergabung ke dalam kemitraan perusahaan pengemasan. Petani mitra ini melakukan budidaya brokoli dengan menyesuaikan order dari perusahaan pengemasan. Petani yang tergabung dalam kemitraan mendapatkan beberapa keuntungan, diantaranya mendapatkan kepastian pasar, mendapatkan kemudahan akses benih, mendapatkan informasi tentang teknologi baru, dan harga jual yang lebih tinggi (+ Rp 7.000,00 per kilogram). Penimbangan brokoli di perusahaan kemasan berbeda dengan penimbangan di tengkulak. Di perusahaan kemasan brokoli ditimbang setelah dibersihkan dari daun dan disesuaikan dengan permintaan supermarket. Di tengkulak brokoli ditimbang sekaligus dengan daunnya, jadi beratnya lebih tinggi dari brokoli yang dijual di perusahaan kemasan. Satu kilogram brokoli di perusahaan kemasan terdiri dari tiga pohon, sementara satu pohon di tengkulak bisa memiliki berat 0,5 kg – 1 kg. Namun petani yang tergabung dalam kemitraan secara finansial tetap mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari petani biasa.
Petani mitra harus menanam brokoli dari perusahaan pengemasan dengan jumlah pohon, waktu panen, dan ukuran brokoli yang telah ditentukan. Hal ini menjadikan petani yang tergabung dalam kemitraan harus lebih intensif dalam melakukan budidaya. Benih brokoli didapatkan petani dari perusahaan kemitraan, jadi petani hanya perlu menyediakan lahan dan input produksi lain selain benih.
Proses Budidaya Tanaman Brokoli tanpa Mulsa
1). Persiapan Lahan
Lahan untuk kebun brokoli sebaiknya bukan lahan bekas tanaman family Cruciferae lainnya. Sebelum diolah, lahan perlu dibesihkan dari rumput-rumput liar ataupun sisa-sisa perakaran tanaman. Tahap selanjutnya, tanah dicangkul sedalam 40-50 cm, kemudian dibentuk bedengan-bedengan selebar 80-100 cm, tinggi kurang lebih 35 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Parit antar bedengan dibuat selebar kurang lebih 40 cm.
Saat bedengan hampir terbentuk dan layak ditanami, pupuk kandang yang telah matang diberikan sebanyak 0,5 kg/tanaman. Jadi untuk lahan seluas 700 meter persegi dengan populasi 2000 tanaman dibutuhkan pupuk kandang sebanyak 1 ton. Jenis dan dosis pupuk buatan yang digunakan adalah campuran ZA, Urea, TSP, dan KCL masing-masing 20 kg, serta Borax atau Borate sebanyak 1 kg. Pupuk buatan ini ditaburkan merata dan dicampur dengan tanah, kemudian bedengan dirapikan kembali.
2). Penanaman
Bibit brokoli yang disemai dalam bumbung daun pisang, dapat ditanam langsung bersama bumbungannya pada lubang tanam yang telah disiapkan. Sedangkan bibit yang disemai dalam polybag, harus dikeluarkan terlebih dahulu secara hati-hati agar akar-akarnya tidak rusak atau putus. Bibit brokoli satu persatu ditanam pada lubang tanah yang tersedia, kemudian di sekitar pangkal batangnya ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan. Waktu tanam yang baik adalah pagi hari antar pukul 06.00-10.00 atau sore hari antara 15.00-17.00 yaitu pada saat penguapan air oleh pengaruh sinar matahari cukup rendah dan temperatur udara tidak terlalu tinggi. Setelah penanaman dilakukan, tanaman disiram sampai benar-benar basah dengan menggunakan gembor.
3). Pemeliharan Tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman diarahkan pada penyiraman, penyiangan, penggemburan tanah, pemupukan susulan, penutupan masa bunga (curd), dan pengendalian organisme pengganggu tanaman, terutama hama dan penyakit. Brokoli mempunyai sistem parakaran yang dangkal, sehingga perlu pengairan secara rutin, terutama di musim kemarau. Penyiangan dan penggemburan tanah dapat dilakukan bersamaan waktunya dengan pemupukan susulan. Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 7-10 hari setelah tanam dengan pupuk ZA 15 kg, Urea 7 kg, TSP 15 kg, dan KCL 7 kg untuk 2000 pohon atau pada perbandingan 2:1:2:1 sebanyak 1 sendok makan pupuk campuran per tanaman. Pupuk tersebut diberikan di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batangnya. Pemupukan susulan II pada umur 20 hari setelah tanam, dengan pupuk ZA 15 kg, Urea 10 kg, KCL 15 kg untuk satu hektar lahan atau dengan perbandingan 1,5:1:1,5 ukuran sendok makan per tanaman. Pupuk diberikan dalam larikan sejauh 25 cm dari pangkal batang tanaman kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan susulan III dilakukan setelah tanaman berusia 40 hari. Dosis dan cara pemupukan sama dengan pemupukan susulan I.
Untuk memacu pertumbuhan sekaligus meningkatkan hasil bunga, maka setelah ditaburkan pupuk susulan II dapat disemprotkan pupuk daun yang kandungan Nitrogen dan Kaliumnya tinggi, seperti gandasil. Penyiangan dan penggemburan  tanah jangan dilakukan terlalu dalam karena dapat merusak perakaran. Pada masa akhir pertumbuhan, sebaiknya penyiangan dihentikan. Pada tanaman brokoli perlu ada perempelan (pembersihan) tunas. Cabang atau tunas samping harus dirempel seawal mungkin agar zat makanan terkonsentrasi pada pembentukan bunga yang optimal.
4). Hama dan Penyakit
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit, merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi brokoli. Hama-hama yang sering menyerang tanaman brokoli adalah ulat plutella, ulat criso, ulat tanah, kutu daun, dan ulat daun. Lebih dari 40 jenis penyakit diketahui menyerang tanaman kubis-kubisan termasuk brokoli yang disebabkan oleh bakteri, fungi, dan virus (Pasaribu, 2007). Disamping itu, sering pula ditemukan penyakit fisiologis yang disebabkan antara lain oleh kekurangan unsur hara. Beberapa penyakit utama pada tanaman brokoli diantaranya busuk hitam, busuk lunak, akar bengkak, bercak hitam, semai roboh, serta penyakit fisiologis.
5.) Panen dan Pasca Panen
Pemanenan brokoli dilakukan pada saat  bunga mencapai ukuran maksimal dan telah padat (kompak) dengan kuncup bunga yang belum mekar. Umur panen sangat bervariasi tergantung pada varietas yang ditanam. Brokoli varietas Green King dapat dipanen pada umur 60 hari setelah tanam, dan Green King 2 (bejo) dapat lebih awal yaitu antara 55-60 hari setelah tanam. Waktu panen yang paling tepat adalah pada pagi dan sore hari. Tata cara panennya adalah dengan memotong tangkai bunga bersama sebagian batang dan daun-daunnya sepanjang 25 cm.
Daun brokoli yang merupakan sisa panen biasanya digunakan untuk pakan ternak (kelinci, sapi, dan kambing), sementara batangnya biasanya dibuang. Padahal apabila diolah lebih lanjut batang dan daun tersebut dapat dijadikan pupuk organik dengan harga jual yang cukup tinggi. Pengolahan ini juga dapat menghemat pengeluaran petani untuk pembelian pupuk.
Pola Tanam
Pola tanam yang biasanya dilakukan oleh petani yang menggunakan mulsa adalah tiga kali penanaman sayuran. Sayuran yang ditanam bisa terus-terusan komoditas yang sama karena petani biasanya melakukan tumpang sari sampai tiga jenis tanaman. Hal ini merupakan salah satu keunggulan penggunaan mulsa dalam budidaya brokoli. Jadi apabila kita menanam brokoli secara terus-menerus, dalam satu tahun kita bisa menanam selama tiga kali musim tanam tanpa melakukan pergantian mulsa.
Budidaya dengan Menggunakan Plastik Mulsa
Mulsa digunakan oleh petani brokoli terutama untuk menghemat penggunaan pupuk dan menghemat intensitas penyiraman. Lahan sebelumnya disiapkan dengan mencangkul lahan dan membuat bedengan, proses ini sama dengan proses penanaman yang tidak menggunakan mulsa. Untuk penanaman 200 pohon (tanah seluas 700 m2), lahan ditambahkan campuran 1,5 ton pupuk kandang, 1 kwintal NPK, 1 kwintal TSP, dan 5 kilogram obat akar. Setelah itu bedengan dibiarkan terkena sinar matahari selama tiga hari. Setelah tiga hari bedengan ditutup dengan menggunakan plastik mulsa. Jumlah plastik mulsa yang digunakan biasanya mencapai 0,7 gulungan untuk penanaman 2000 pohon. Setelah itu mulsa dilubangi dengan menggunakan kaleng panas untuk tempat menanam tanaman. Kemudian brokoli berumur tiga sampai empat minggu dipindahkan ke lubang tersebut. Prosedur penanaman yang dilakukan sama dengan penanaman yang tidak menggunakan mulsa.
Perawatan brokoli yang menggunakan mulsa tidak sebanyak perawatan penanaman tanpa mulsa. Dalam satu musim tanam petani tidak perlu melakukan penyiangan rumput dan pemupukan susulan dilakukan setiap 15 hari dengan jumlah yang lebih sedikit, yaitu 50 kg NPK. Untuk sistem tumpang sari dengan tanaman lain, pemupukan susulan dapat dilakukan setiap 7 hari sekali dengan jumlah pupuk yang sama. Penyemprotan pupuk daun, fungisida, dan pestisida dapat dilakukan satu kali setiap musim tanam. Penyemprotan dilakukan juga tergantung dengan pertumbuhan tanaman dan muncul tidaknya hama penyakit tanaman. Komposisi penyemprotan petani responden adalah 2 liter pupuk daun, 0,5 liter curacron, dan 1 kg antracol.
Pemanenan dilakukan rata-rata setelah tanaman berumur 60 hari dari sejak tanaman itu ditanam di bedengan. Waktu pemanenan tergantung pertumbuhan tanaman, musim, dan ukuran bungan brokoli yang diinginkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden biaya untuk satu pohon rata-rata Rp 1.000,00, jadi biaya untuk 2000 tanaman adalah Rp 2.000.000,00. Dari 2000 tanaman biasanya dihasilkan 1,5 ton brokoli, jadi BEP akan tercapai pada tingkat harga Rp 1.400,00 per kilogram. Namun pada musim kedua dan ketiga BEP akan tercapai pada tingkat harga yang lebih rendah karena petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian mulsa. Selain itu, petani juga akan mendapatkan penghasilan tambahan dari tanaman tumpang sari yang dibudidayakan bersama brokoli.

C.   Subsistem Pengolahan
Pengolahan yang dilakukan terhadap produk brokoli kebanyakan hanya terbatas pada proses penyortiran (oleh perusahaan pengemasan) dan pengemasan produk. Proses penyortiran dilakukan oleh perusahaan pengemasan untuk menyesuaikan karakteristik produk sesuai dengan permintaan supermarket.  Sifat-sifat penting yang menentukan kualitas brokoli adalah padatan (kompak), warna, keutuhan (tidak cacat), dan diameter kepala bunga. Sortasi biasaya dilakukan bersamaan dengan pengkelasan ukuran bunga. Diameter kepala bunga dapat dibedakan menjadi 4 kelas, yakni di atas 25 cm, 20-25 cm, 15-20 cm , dan 10-15 cm. Diameter bunga yang diterima oleh perusahaan pengemasan rata-rata sekitar 13 cm dengan berat satu kilogramnya terdiri dari tiga buah brokoli siap jual.
Brokoli yang disortir oleh perusahaan pengemasan berasal dari petani mitra atau petani yang telah mengikat kontrak dengan perusahaan pengemasan. Pada waktu panen yang telah ditentukan oleh perusahaan pengemasan brokoli dipanen oleh petani mitra dan diambil oleh bagian produksi perusahaan. Setelah diambil, brokoli tersebut disortir berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan. Brokoli yang lulus sortir kemudian dibersihkan dari daun, dipotong pangkalnya sepanjang sekitar 20 cm, kemudian dikemas. Brokoli yang tidak lulus sortir tidak dibayar oleh perusahaan dan dilemparkan kepada tengkulak dan leper yang ada di sekitar perusahaan. Urusan pembayaran brokoli yang tidak lulus sortir merupakan kesepakatan antara petani dengan leper atau tengkulak yang bersangkutan.
Setelah proses penyortiran selesai brokoli tersebut dikemas. Pengemasan di perusahaan pengemasan sayuran menggunakan plastik krep. Pengiriman jarak pendek ke kota terdekat pengangkutan setelah pengemasan menggunakan kontainer sayuran dan diangkut dengan mobil box. Pengiriman jarak jauh pengemasan lanjutan dengan menggunakan peti kayu dengan kapasitas 25-30 kg per peti.
Jadwal pengemasan ini disesuaikan dengan jadwal pengiriman agar produk sampai di supermarket dalam keadaan segar. Jadi setelah selesai melakukan pengemasan, sayuran akan langsung dikirim ke supermarket-supermarker yang dituju. Melalui hal ini, kualitas dan kesegaran sayuran akan tetap terjaga sampai ke tangan konsumen.
Pengemasan yang dilakukan oleh leper atau tengkulak biasanya hanya menggunakan plastik ukuran besar untuk pengiriman ke pasar sekitar dan menggunakan peti kayu untuk pasar kota-kota besar. Brokoli yang didapatkan oleh leper atau tengkulak biasanya berasal dari petani yang tidak terikat kemitraan dengan perusahaan pengemasan dan brokoli yang tidak lulus sortir di perusahaan pengemasan. Pengolahan sebelum pengemasan agak berbeda dengan pengolahan di perusahaan pengemasan. Daun brokoli tidak dihabiskan namun disisakan di bawah tinggi bunga. Kemudian bungan brokoli ditutup dengan kertas koran dan dikemas ke dalam peti atau plastik berukuran besar.
D.   Subsistem Pemasaran
Tujuan pemasaran produk brokoli secara umum dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional yang menjadi tujuan pemasaran brokoli terdiri dari pasar eceran dan pasar induk. Pihak yang melakukan pemasaran ke pasar tradisional adalah leper (pengumpul sayuran) dan tengkulak. Jenis pasar tradisional yang dituju oleh pelaku pemasaran disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan pihak pemasar. Pengumpul sayuran skala besar biasanya tujuan pasarnya adalah pasar-pasar induk. Sementara untuk pengumpul sayuran skala kecil banyak terdapat di daerah tersebut dan tersebar di RW-RW yang ada di daerah tersebut. Pengumpul sayuran skala kecil ini tujuan pasarnya adalah pasar-pasar kecil di sekitar kecamatan dan kabupaten terdekat.
Pelaku pemasaran ke pasar modern (supermarket) dilakukan oleh perusahaan pengemasan sayuran dan beberapa kelompok tani. Supermarket yang dituju adalah supermarket-supemarket yang kebanyakan berada di kota-kota terdekat.

E.   Subsistem Penunjang
Dalam sistem agribisnis brokoli terdapat subsistem agribisnis penunjang yang mendukung keberhasilan sistem agribisnis brokoli. Lembaga-lembaga yang mendukung sistem agribisnis brokoli yaitu :
a.       Bank
Bank merupakan salah satu lembaga penunjang sistem agribisnis. Peran bank dalam mendukung perkembangan agribisnis yaitu melalui sarana penyedia kredit kepada petani dan lembaga pertanian lainnya yang memerlukan modal untuk menjalankan usahanya. Pandangan petani terhadap birokrasi pengajuan kredit kepada bank yang rumit membuat petani takut untuk mengajukan kredit kepada pihak bank. Hingga saat ini peran bank sebagai lembaga kredit masih kurang maksimal. Pihak bank masih takut untuk menyalurkan kredit kepada petani karena tingginya risiko di bidang pertanian. Produk kredit yang ditawarkan oleh bank (dalam kasus ini adalah BRI) diantaranya adalah KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan jenis kredit lainnya seperti KUPEDES.
KUR merupakan program penyaluran kredit yang dicanangkan oleh pemerintah melalui 6 bank salah satunya adalah BRI. KUR ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha tingkat mikro dan kecil untuk mengembangkan usahanya. Pertanian termasuk jenis usaha yang menjadi sasaran KUR. Hingga saat ini program KUR sudah berjalan selama 6 bulan.
b.      Sekolah Lapang (SL) atau Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan (KMPL)
Sekolah Lapang merupakan suatu lembaga peduli lingkungan yang mempelajari tentang potensi dan masalah lingkungan di daerah sekitarnya. Pertanian menjadi salah satu subjek yang diamati oleh pihak Sekolah Lapang. Setelah melakukan analisis lapangan, SL akan membuat riset aksi untuk desa yang diamati yang nantinya akan diimplementasikan dalam program SL. Program yang dilaksanakan oleh SL selama ini mendukung pembangunan pertanian di desa sekitarnya. Hasil riset SL di suatu desa binaannya misalnya menyimpulkan bahwa isu yang muncul di desa tersebut adalah penggunaan pestisida untuk pertanian. Penggunaan pestisida ini diharapkan dapat dikurangi di masa depan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Program SL yang biasanya dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan seperti ini adalah seminar pertanian berbasis ekologi dan pengawasan dalam pelaksanaan hasil seminar di lapangan.
c.       PPL Pertanian
Lembaga yang berpengaruh dalam perkembangan pertanian di Desa adalah PPL. PPL berfungsi sebagai pembimbing petani dan kelompok tani mulai dari kegiatan budidaya sampai dengan pemasaran. PPL juga membantu petani dalam akses terhadap lembaga-lembaga penunjang. Selain itu, PPL juga berfungsi sebagai fasilitator penghubung petani dengan dinas-dinas terkait mengenai teknologi petanian dan permohonan bantuan.
d.      Kelompok Tani Usaha (KTU)
Selain sebagai pelaku dalam setiap subsistem agribisnis, kelompok tani usaha juga memiliki peran sebagai lembaga penunjang. Peran kelompok tani usaha sebagai lembaga penunjang terutama sebagai lembaga kredit selain bank dan merupakan lembaga yang menjadi perantara dan membantu  Petugas Penyuluh Lapang (PPL) dalam menyampaikan informasi pertanian. Kelompok tani usaha juga berperan sebagai pihak yang dijadikan percontohan dan percobaan apabila terdapat teknologi baru di bidang pertanian yang nantinya akan diterapkan di desa tersebut. Kelompok tani usaha juga memiliki peran untuk melakukan perkenalan dan promosi pertanian melalui kegiatan field trip dan pelatihan untuk pihak luar yang memiliki ketertarikan untuk melakukan usaha di bidang pertanian. Pelatihan dan field trip ini rutin dilakukan oleh kelompok tani usaha melalui kerjasama dengan pihak pemerintahan. 


  

4 komentar:

  1. mantap... terimakasih informasinya.. info tentang tanaman brokoli ini sangat bermanfaat...

    BalasHapus
  2. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan Prolac A untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus
  3. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Mia. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus
  4. Anda harus membayar rekening pinjaman untuk menghubungi kami bila pemberian pinjaman serendah tingkat bunga 2%, untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami melalui e-mail andmoris38@gmail.com

    BalasHapus