Minggu, 15 Desember 2013

Metode Penyuluhan Pertanian Karya Wisata

Metode Penyuluhan Pertanian Karya Wisata

A.    Karya wisata sebagai Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu inovasi. 
Pada prinsipnya metode penyuluhan dapat digolongkan sesuai dengan macam-macam pendekatannya, antara lain: berdasarkan teknik komonikasi, berdasarkan pendekatan/jumlah sasaran dan berdasarkan indera penerima dari sasaran.
Karya  wisata merupakan metode penyuluhan yang dilakukan dengan membuat suatu perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompok tani, untuk belajar  sambil bekerja  suatu penerapan  teknologi dalam keadaan  yang sesungguhnya.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka dapat dijelaskan bahwa metode Karya wisata menurut pendekatannya dari teknik komunikasi dan menurut indera penerimaan dapat digolongkan ke dalam metode yang secara langsung disampaikan, karena penyuluh dapat berhadapan muka dengan sasaran sehingga pesan yang diterima oleh sasaran bisa melalui indera pendengaran dan penglihatan. Sedangkan menurut penggolongan berdasarkan pendekatan/jumlah sasaran, metode Karya wisata merupakan metode dengan pendekatan kelompok karena dilakukan secara bersama-sama yang terdiri atas kelompok tani, kelompok wanita tani dan taruna tani.
Terdapat hubungan yang signifikan antara  tingkat adopsi, pendekatan sasaran dan metode pada pelaksanaan kegiatan Karya wisata yaitu tingkat adopsi yang dicapai sampai pada tahapan minat dan menilai, karena pada pelaksanaan kegiatan ini peserta melakukan pembelajaran teori yang diterima sambil mempraktikan langsung materi yang didapat tersebut.
Metode Karya wisata sering dikelirukan dengan metode Widya wisata. Prinsip utama Widya wisata adalah belajar dengan minat, sedangkan prinsip utama Karya wisata adalah belajar dengan berbuat.
Adapun tujuan dari kegiatan Karya wisata yaitu:
1.      Meyakinkan para petani-nelayan dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melihat sendiri hasil penerapan teknologi baru, demonstrasi suatu keterampilan, alat baru dan sebagainya, serta mempraktekannya, dan juga untuk memperoleh pandangan dari hasil pembangunan daerah lain.
2.      Membantu peserta  mengenal  masalah, menumbuhkan  minat dan perhatian, serta memotivasi untuk melakukan  sesuatu hal.
B.    Teknik Penyelenggaraan Metode Penyuluhan Karya Wisata di BPP Banguntapan
Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II yang dilakukan oleh penulis di BPP Banguntapan untuk melengkapi beberapa tagihan yang belum lengkap selama melaksanakan PKL di daerah asal, penulis melakukan pengambilan data dan wawancara untuk memenuhi tagihan item “Melaksanakan Forum Penyuluhan Pedesaan, Magang, Widyawisata, Karyawisata/Widyakarya”.
Kegiatan Karya wisata yang terakhir dilakukan oleh BPP Banguntapan yaitu kegiatan kunjungan ke Unit Pelaksana Teknis Daerah – Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (UPTD-BPBPTDK) Sumedang, Purwobinangun, Pakem, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2013. Peserta kegiatan tersebut sebanyak 45 orang yaitu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur dan Kelompok Peternak dari dusun Mayungan, desa Potorono, kecamatan Banguntapan.
Latar belakang pelaksanaan kegiatan ini di UPTD-BPBPTDK yaitu karena besarnya keinginan KWT Subur Makmur dan Kelompok Peternak dusun Mayungan untuk mengintensifkan budidaya ternak dan sayuran dengan lebih optimal.  Tujuannya yaitu peningkatan jumlah populasi ternak sapi potong putih (lokal) dan penanganan pakan ternak serta sayuran sebagai tanaman dalam pekarangan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan sejahtera.
Pada pelaksanaan metode Karya wisata ini, ada 3 (tiga) tahapan kegiatan yang dilaksanakan oleh penyuluh. Penyusunan perencanaan merupakan langkah awal yang selanjutnya diikuti dengan tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
1.      Perencanaan
Pentingnya perencanaan suatu kegiatan Karya wisata menjadi kunci keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Penyusunan perencanaan harus dilaksanakan secara partisipatif dimana melibatkan para petani yang akan mengikuti kegiatan tersebut. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada pembuatan perencanaan kegiatan ini antara lain:
-        Penentuan tempat yang akan dikunjungi
Tempat tujuan  harus diketahui jarak dan kapasitasnya atau daya tampung, waktu buka serta fasilitas yang disediakan, tempat beristirahat atau hal-hal lain.
Tempat tujuan pelaksanaan Karya wisata yang dilakukan oleh BPP Banguntapan yaitu di Unit Pelaksana Teknis Daerah – Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (UPTD-BPBPTDK) Sumedang, Purwobinangun, Pakem, kabupaten Sleman, serta untuk acara berwisatanya dilaksanakan di Museum Merapi. Jarak yang ditempuh dari Banguntapan ke lokasi kegiatan + 30 Km. Kapasitas/daya tampung di  UPTD-BPBPTDK Sleman sangat mencukupi untuk dibuat acara pertemuan dan praktik langsung untuk pengunjung dalam jumlah yang cukup banyak. Museum Merapi pun sebagai tempat wisata memiliki daya tampung yang sangat cukup baik untuk rekreasi, hiburan dan beristrahat.
-        Materi yang akan dilihat, dipelajari dan dipraktikan (teknis budidaya, gambaran tentang tempat/obyek yang akan dikunjungi).
Materi yang akan diterima oleh kelompok tani peserta kegiatan Karya wisata di  UPTD-BPBPTDK yaitu tehnik budidaya sayuran (terong dan jamur), tehnik pembibitan ternak sapi potong dan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik. Materi yang diterima di Museum Merapi yaitu fenomena alam dan ekosistem.
-        Waktu
Penentuan waktu juga termasuk pada penjadwalan kegiatan yang akan dilaksanakan. Waktu harus disesuaikan dengan waktu liburan karena kegiatan Karya wisata akan berkunjung ke tempat rekreasi jadi diusahakan agar tidak bertepatan dengan puncak musim liburan karena obyek wisata yang dikunjungi, terutama untuk obyek-obyek yang tak secara khusus diperuntukkan sebagai obyek wisata studi, biasanya akan penuh sehingga tidak akan leluasa untuk melaksanakan aktivitas Karya wisatanya.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 28 Maret 2013, dimana penjadwalan kegiatan dikonsultasikan dengan pihak UPTD-BPBPTDK dan Museum Merapi. Jadwal kegiatan yang disusun dimulai dengan pemberangkatan pada pagi hari dari BPP Banguntapan, penerimaan materi teori dan praktik di UPTD-BPBPTDK, rekreasi pendidikan di Museum Merapi serta kepulangan kembali ke BPP Banguntapan.
-        Perjalanan,
Perjalanan ini meliputi transportasi, rute, akomodasi, makan, dll
Transportasi, akomodasi dan konsumsi yang dipesan sesuai dengan jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan. Rute yang diambil mengikuti jadwal kegiatan yang telah dibuat. Rute perjalanan dibuat berbentuk putaran (circle route) agar tidak membosankan peserta.
-        Biaya pelaksanaan.
Sumber biaya pelaksanaan kegiatan ditanggung oleh peserta, atau bantuan dari instansi.
Kegiatan Karya wisata ini didanai sepenuhnya oleh BPP yang bersumber dari dana APBD.
-        Peserta.
Dalam menentukan peserta dan pimpinannya pilihlah kelompok yang homogen untuk Karya wisata yang bersifat khusus, dan kelompok yang mewakili semua komoditas untuk kunjungan-kunjungan yang bersifat umum dengan jumlah yang tidak terlalu besar.
Penentuan peserta juga harus dilihat pada individu atau kelompok yang memiliki kesamaan kondisi seperti yang dimiliki sasaran, tetapi telah melakukan kegiatan-kegiatan yang mencapai prestasi yang lebih baik dengan menerapkan inovasi-inivasi yang belum atau sedang disuluhkan.
Peserta kegiatan Karya wisata ini yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur dan Kelompok Peternak dari dusun Mayungan, desa Potorono, kecamatan Banguntapan yang semuanya berjumlah 45 orang.
-        Panitia
Untuk membentuk panitia, harus jeli dalam menempatkan personal-personalnya sebab dengan terbentuknya suatu kepanitiaan yang baik maka optimalisasi kegiatan dapat tercapai.
Panitia yang dibentuk untuk pelaksanaan kegiatan ini akan diambil dari PPL desa Potorono serta dibantu oleh beberapa petugas penyuluh pendamping lainnya.
-        Metode
Dalam melaksanakan metode ini, bila tidak dikombinasikan dengan metode lain, hanya akan menambah pengetahuan petani saja, menggugah kesadaran, minat dan menilai sampai mencoba, sedang untuk menambah keterampilan sering kali kurang efektif. Oleh sebab itulah kegiatan penyuluhan kehutanan dengan metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain misalnya demonstrasi cara. 
Metode yang direncanakan digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan Karya wisata ini yaitu mendengarkan ceramah, diskusi dan praktik langsung berupa demonstrasi.
2.      Pelaksanaan
Prinsip yang harus dipegang pada pelaksanaan kegiatan yaitu memberikan motivasi kepada petani-nelayan untuk melakukan kegiatan, terbinanya keakraban diantara sesama petani, terciptanya wawasan petani yang luas. Adapun langkah-langkah pada pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a)      Persiapan
-        Pembentukan Panitia
Panitia yang dibentuk berasal dari tenaga PPL desa Potorona, petugas penyuluh pendamping lainnya, pengurus kelompok Wanita Tani dan kelompok Peternak.
-        Rapat
Panitia yang telah dibentuk membuat rapat bersama untuk membahas bentuk teknis pelaksanaan kegiatan Karya Wisata ini.
-        Survey dan koordinasi
Survey dan koordinasi dilakukan oleh panitia yang ditunjuk ke tempat pelaksanaan kegiatan Karya wisata untuk memastikan waktu, tempat, pemateri, akomodasi, konsumsi, biaya dan keperluan pendukung lainnya.
b)      Pelaksanaan
-        Pengarahan Awal
Sebelum melakukan perjalanan maka ketua panitia pelaksanaan kegiatan Karya wisata melakukan pengarahan kepada peserta tentang apa yang akan dan harus dilaksanakan pada pelaksanaan kegiatan di tempat tujuan nanti. Pelaksanaan pengarahan ini dilakukan di halaman kantor BPP Banguntapan sebagai titik awal perjalanan Karya wisata.
Peserta yang berjumlah 45 orang dibagi menjadi 2 group berdasarkan bus yang akan dipakai pada perjalanan nanti. Setiap group didampingi oleh panitia yang telah ditunjuk.
-        Penerimaan Materi di Kantor BPBPTDK.
Setiba di kantor BPBPTDK maka para peserta langsung diterima oleh kepala kantor BPBPTDK dengan memberikan sambutan pada pembukaan acara di ruangan aula kantor tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian materi tehnik budidaya sayuran (terong dan jamur), tehnik pembibitan ternak sapi potong dan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik pemateri sebanyak 3 orang petugas.
Metode yang digunakan pada saat pemeberian materi dengan cara pemaparan materi, tanya jawab (diskusi), dan demonstrasi serta praktik langsung oleh para peserta. Materi yang dipraktikan langsung oleh para peserta yaitu pengambilan semen pejantan sapi, pembuatan media tanam jamur, pemupukan sayur terong dan pembuatan pupuk menggunakan limbah peternakan.
Peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melihat, mendengar, bertukar pikiran, dan mempraktekan langsung materi yang didapatkannya. Para peserta diberikan kesempatan juga untuk menguraikan hasil usaha mereka sendiri.
Para penyuluh pendamping cukup menjadi fasilitator saja, peserta dibantu dalam membuat catatan-catatan akan materi baru yang diperlukan.
-        Rekreasi di Museum Merapi
Kegiatan dan jadwal dikemas sedemikian rupa oleh panitia agar acara kunjungan tidak terlalu padat, monoton dan membosankan. Diperhatikan dan usahakan agar ada rekreasi, kesenangan perjalanan dan kegembiraan kelompok.
Oleh karena itu setelah penerimaan materi di kantor BPBPTDK, kegiatan dilanjutkan dengan makan siang bersama di sebuah pemancingan lalu dilanjutkan rekreasi ke Museum Merapi. Di museum ini peserta diberikan materi oleh petugas museum tentang fenomena alam dan ekosistem lingkungan.
Para peserta sangat menikmati kunjungan ini, banyak hal baru yang didapatkan berupa ilmu pengetahuan alam yang ada dan terjadi di sekitarnya.
-        Pengarahan Penutup
Setelah puas menikmati kunjungan di museum dan mendokumentasikan kegiatan berupa foto bersama maka para peserta dikumpulkan lagi untuk diberikan pengarahan akhir dari pada kegiatan ini oleh ketua panitia.
Setelah itu peserta kembali ke group dan bus masing-masing untuk kembali ke kantor BPP Banguntapan.
3.      Evaluasi
Evaluasi dilakukan panitia bersama dengan petani peserta kegiatan Karya wisata. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pencapaian yang diraih selama pelaksanaan kegiatan, untuk menilai keefektifitas kegiatan serta hal-hal yang perlu untuk diperbaiki dan disempurnakan pada kegiatan berikutnya.
Evaluasi dilakukan dengan cara membuat angket yang diisi oleh para peserta, dimana angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang bisa menggambarkan bentuk pencapaian dari kegiatan ini. Indikatornya yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain itu panitia juga membuat rapat evaluasi dimana setiap seksi membahas akan tugas yang ditangani serta pencapaian dan kendalanya.
Ada beberapa hal penting yang sering dijumpai menjadi masalah dan kelemahan pada kegiatan Karya wisata ini yaitu:
-        Pencapaian tujuan kegiatan
-        Penerimaan dan penyerapan materi
-        Pembiayaan.
-        Pemenuhan keinginan semua peserta.

-        Hambatan sarana dan prasarana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar