Metode Penyuluhan Pertanian Karya Wisata
A.
Karya
wisata sebagai Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan pertanian dapat
diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku
utama dan pelaku usaha beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak
langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu
inovasi.
Pada
prinsipnya metode penyuluhan dapat digolongkan sesuai dengan macam-macam
pendekatannya, antara lain: berdasarkan teknik komonikasi,
berdasarkan pendekatan/jumlah sasaran dan berdasarkan indera penerima dari
sasaran.
Karya
wisata merupakan metode penyuluhan yang dilakukan dengan membuat suatu perjalanan
bersama yang dilakukan oleh kelompok tani, untuk belajar sambil
bekerja suatu penerapan teknologi dalam keadaan yang
sesungguhnya.
Berdasarkan
pengertian tersebut di atas maka dapat dijelaskan bahwa metode Karya wisata
menurut pendekatannya dari teknik komunikasi dan menurut indera penerimaan
dapat digolongkan ke dalam metode yang secara langsung disampaikan, karena
penyuluh dapat berhadapan muka dengan sasaran sehingga pesan yang diterima oleh
sasaran bisa melalui indera pendengaran dan penglihatan. Sedangkan menurut
penggolongan berdasarkan pendekatan/jumlah sasaran, metode Karya wisata
merupakan metode dengan pendekatan kelompok karena dilakukan secara bersama-sama
yang terdiri atas kelompok tani, kelompok wanita tani dan taruna tani.
Terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat adopsi,
pendekatan sasaran dan metode pada pelaksanaan kegiatan Karya wisata yaitu tingkat adopsi yang dicapai sampai pada tahapan minat dan menilai, karena pada pelaksanaan kegiatan ini peserta melakukan
pembelajaran teori yang diterima sambil mempraktikan langsung materi yang
didapat tersebut.
Metode
Karya wisata sering dikelirukan dengan metode Widya wisata. Prinsip utama Widya
wisata adalah belajar dengan minat, sedangkan prinsip utama Karya wisata adalah
belajar dengan berbuat.
Adapun tujuan dari kegiatan Karya wisata yaitu:
1. Meyakinkan para petani-nelayan
dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melihat sendiri hasil penerapan
teknologi baru, demonstrasi suatu keterampilan, alat baru dan sebagainya, serta
mempraktekannya, dan juga untuk memperoleh pandangan dari hasil pembangunan
daerah lain.
2. Membantu peserta
mengenal masalah, menumbuhkan minat dan perhatian, serta memotivasi
untuk melakukan
sesuatu hal.
B.
Teknik
Penyelenggaraan Metode Penyuluhan Karya Wisata di BPP Banguntapan
Pada pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) II yang dilakukan oleh penulis di BPP Banguntapan untuk
melengkapi beberapa tagihan yang belum lengkap selama melaksanakan PKL di
daerah asal, penulis melakukan pengambilan data dan wawancara untuk memenuhi
tagihan item “Melaksanakan Forum Penyuluhan Pedesaan, Magang, Widyawisata,
Karyawisata/Widyakarya”.
Kegiatan Karya wisata yang terakhir
dilakukan oleh BPP Banguntapan yaitu kegiatan kunjungan ke Unit Pelaksana
Teknis Daerah – Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan
(UPTD-BPBPTDK) Sumedang, Purwobinangun, Pakem, kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 28 Maret
2013. Peserta kegiatan tersebut sebanyak 45 orang yaitu anggota Kelompok Wanita
Tani (KWT) Subur Makmur dan Kelompok Peternak dari dusun Mayungan, desa
Potorono, kecamatan Banguntapan.
Latar belakang pelaksanaan kegiatan
ini di UPTD-BPBPTDK yaitu karena besarnya keinginan KWT Subur Makmur dan
Kelompok Peternak dusun Mayungan untuk mengintensifkan budidaya ternak dan
sayuran dengan lebih optimal. Tujuannya
yaitu peningkatan jumlah populasi ternak sapi potong putih (lokal) dan
penanganan pakan ternak serta sayuran sebagai tanaman dalam pekarangan
diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan sejahtera.
Pada
pelaksanaan metode Karya wisata ini, ada 3 (tiga) tahapan kegiatan yang dilaksanakan
oleh penyuluh. Penyusunan perencanaan merupakan langkah awal yang selanjutnya
diikuti dengan tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
1. Perencanaan
Pentingnya perencanaan suatu
kegiatan Karya wisata menjadi kunci keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan
tersebut. Penyusunan perencanaan harus dilaksanakan secara partisipatif dimana
melibatkan para petani yang akan mengikuti kegiatan tersebut. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan pada pembuatan perencanaan kegiatan ini antara
lain:
-
Penentuan
tempat yang akan dikunjungi
Tempat tujuan harus
diketahui jarak dan kapasitasnya atau daya tampung, waktu
buka serta fasilitas yang disediakan, tempat beristirahat atau hal-hal lain.
Tempat
tujuan pelaksanaan Karya wisata yang dilakukan oleh BPP Banguntapan yaitu di Unit
Pelaksana Teknis Daerah – Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik
Kehewanan (UPTD-BPBPTDK) Sumedang, Purwobinangun, Pakem, kabupaten Sleman,
serta untuk acara berwisatanya dilaksanakan di Museum Merapi. Jarak yang
ditempuh dari Banguntapan ke lokasi kegiatan + 30 Km. Kapasitas/daya
tampung di UPTD-BPBPTDK Sleman sangat
mencukupi untuk dibuat acara pertemuan dan praktik langsung untuk pengunjung
dalam jumlah yang cukup banyak. Museum Merapi pun sebagai tempat wisata
memiliki daya tampung yang sangat cukup baik untuk rekreasi, hiburan dan
beristrahat.
-
Materi
yang akan dilihat, dipelajari dan dipraktikan (teknis budidaya, gambaran
tentang tempat/obyek yang akan dikunjungi).
Materi yang akan diterima oleh kelompok tani peserta
kegiatan Karya wisata di
UPTD-BPBPTDK
yaitu tehnik budidaya sayuran (terong dan jamur), tehnik pembibitan ternak sapi
potong dan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik. Materi yang diterima
di Museum Merapi yaitu fenomena alam dan ekosistem.
-
Waktu
Penentuan waktu juga termasuk pada penjadwalan kegiatan yang
akan dilaksanakan. Waktu harus disesuaikan dengan waktu liburan karena kegiatan
Karya wisata akan berkunjung ke tempat rekreasi jadi diusahakan agar tidak
bertepatan dengan puncak musim liburan karena obyek wisata yang dikunjungi, terutama untuk obyek-obyek yang
tak secara khusus diperuntukkan sebagai obyek wisata studi, biasanya akan penuh
sehingga tidak akan leluasa untuk melaksanakan aktivitas Karya wisatanya.
Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 28 Maret 2013, dimana penjadwalan
kegiatan dikonsultasikan dengan pihak UPTD-BPBPTDK dan Museum Merapi. Jadwal
kegiatan yang disusun dimulai dengan pemberangkatan pada pagi hari dari BPP
Banguntapan, penerimaan materi teori dan praktik di UPTD-BPBPTDK, rekreasi
pendidikan di Museum Merapi serta kepulangan kembali ke BPP Banguntapan.
-
Perjalanan,
Perjalanan ini meliputi transportasi, rute, akomodasi,
makan, dll
Transportasi, akomodasi dan konsumsi yang dipesan sesuai
dengan jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan. Rute yang diambil mengikuti
jadwal kegiatan yang telah dibuat. Rute perjalanan dibuat berbentuk putaran (circle route) agar tidak membosankan
peserta.
-
Biaya
pelaksanaan.
Sumber biaya pelaksanaan kegiatan ditanggung oleh peserta,
atau bantuan dari instansi.
Kegiatan Karya wisata ini didanai sepenuhnya oleh BPP yang
bersumber dari dana APBD.
-
Peserta.
Dalam menentukan peserta dan pimpinannya pilihlah kelompok
yang homogen untuk Karya wisata yang bersifat khusus, dan kelompok yang
mewakili semua komoditas untuk kunjungan-kunjungan yang bersifat umum dengan
jumlah yang tidak terlalu besar.
Penentuan peserta juga harus dilihat pada individu atau
kelompok yang memiliki kesamaan kondisi seperti yang dimiliki sasaran, tetapi
telah melakukan kegiatan-kegiatan yang mencapai prestasi yang lebih baik dengan
menerapkan inovasi-inivasi yang belum atau sedang disuluhkan.
Peserta kegiatan Karya wisata ini yaitu Kelompok
Wanita Tani (KWT) Subur Makmur dan Kelompok Peternak dari dusun Mayungan, desa
Potorono, kecamatan Banguntapan yang semuanya berjumlah 45 orang.
-
Panitia
Untuk membentuk panitia, harus jeli dalam menempatkan
personal-personalnya sebab dengan terbentuknya suatu kepanitiaan yang baik maka
optimalisasi kegiatan dapat tercapai.
Panitia yang dibentuk untuk pelaksanaan kegiatan ini akan
diambil dari PPL desa Potorono serta dibantu oleh beberapa
petugas penyuluh pendamping lainnya.
-
Metode
Dalam melaksanakan metode ini, bila tidak dikombinasikan
dengan metode lain, hanya akan menambah pengetahuan petani saja, menggugah
kesadaran, minat dan menilai sampai mencoba, sedang untuk menambah keterampilan
sering kali kurang efektif. Oleh sebab itulah kegiatan penyuluhan kehutanan
dengan metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain misalnya demonstrasi
cara.
Metode yang direncanakan digunakan
pada saat pelaksanaan kegiatan Karya wisata ini yaitu mendengarkan ceramah, diskusi
dan praktik langsung berupa demonstrasi.
2. Pelaksanaan
Prinsip yang harus dipegang pada
pelaksanaan kegiatan yaitu memberikan motivasi kepada petani-nelayan untuk melakukan
kegiatan, terbinanya keakraban diantara sesama petani, terciptanya wawasan
petani yang luas. Adapun langkah-langkah pada pelaksanaan kegiatan sebagai
berikut:
a) Persiapan
-
Pembentukan
Panitia
Panitia yang dibentuk berasal dari tenaga PPL desa Potorona,
petugas
penyuluh pendamping lainnya, pengurus kelompok Wanita Tani dan kelompok
Peternak.
-
Rapat
Panitia yang telah
dibentuk membuat rapat bersama untuk membahas bentuk teknis pelaksanaan
kegiatan Karya Wisata ini.
-
Survey
dan koordinasi
Survey dan koordinasi dilakukan oleh panitia yang ditunjuk ke
tempat pelaksanaan kegiatan Karya wisata untuk memastikan waktu, tempat,
pemateri, akomodasi, konsumsi, biaya dan keperluan pendukung lainnya.
b) Pelaksanaan
-
Pengarahan
Awal
Sebelum melakukan perjalanan maka ketua panitia pelaksanaan
kegiatan Karya wisata melakukan pengarahan kepada peserta tentang apa yang akan
dan harus dilaksanakan pada pelaksanaan kegiatan di tempat tujuan nanti.
Pelaksanaan pengarahan ini dilakukan di halaman kantor BPP Banguntapan sebagai
titik awal perjalanan Karya wisata.
Peserta yang berjumlah 45 orang dibagi menjadi 2 group
berdasarkan bus yang akan dipakai pada perjalanan nanti. Setiap group
didampingi oleh panitia yang telah ditunjuk.
-
Penerimaan
Materi di Kantor BPBPTDK.
Setiba di kantor BPBPTDK maka para
peserta langsung diterima oleh kepala kantor BPBPTDK dengan memberikan sambutan
pada pembukaan acara di ruangan aula kantor tersebut. Setelah itu dilanjutkan
dengan pemberian materi tehnik
budidaya sayuran (terong dan jamur), tehnik pembibitan ternak sapi potong dan
pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik pemateri
sebanyak 3 orang petugas.
Metode yang digunakan
pada saat pemeberian materi dengan cara pemaparan materi, tanya jawab
(diskusi), dan demonstrasi serta praktik langsung oleh para peserta. Materi
yang dipraktikan langsung oleh para peserta yaitu pengambilan semen pejantan
sapi, pembuatan media tanam jamur, pemupukan sayur terong dan pembuatan pupuk
menggunakan limbah peternakan.
Peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melihat,
mendengar, bertukar pikiran, dan mempraktekan langsung materi yang didapatkannya.
Para peserta diberikan kesempatan juga untuk menguraikan hasil usaha mereka
sendiri.
Para penyuluh pendamping cukup menjadi fasilitator saja, peserta
dibantu dalam membuat catatan-catatan akan materi baru yang diperlukan.
-
Rekreasi
di Museum Merapi
Kegiatan dan jadwal dikemas sedemikian rupa oleh panitia
agar acara kunjungan tidak terlalu padat, monoton dan membosankan. Diperhatikan
dan usahakan agar ada rekreasi, kesenangan perjalanan dan kegembiraan kelompok.
Oleh karena itu setelah penerimaan materi di kantor BPBPTDK,
kegiatan dilanjutkan dengan makan siang bersama di sebuah pemancingan lalu
dilanjutkan rekreasi ke Museum Merapi. Di museum ini peserta diberikan materi
oleh petugas museum tentang fenomena
alam dan ekosistem lingkungan.
Para peserta sangat menikmati kunjungan ini, banyak hal baru
yang didapatkan berupa ilmu pengetahuan alam yang ada dan terjadi di
sekitarnya.
-
Pengarahan
Penutup
Setelah puas menikmati kunjungan di museum dan
mendokumentasikan kegiatan berupa foto bersama maka para peserta dikumpulkan
lagi untuk diberikan pengarahan akhir dari pada kegiatan ini oleh ketua
panitia.
Setelah
itu peserta kembali ke group dan bus masing-masing untuk kembali ke kantor BPP
Banguntapan.
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan panitia bersama
dengan petani peserta kegiatan Karya wisata. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
pencapaian yang diraih selama pelaksanaan kegiatan, untuk
menilai keefektifitas kegiatan serta
hal-hal yang perlu untuk diperbaiki dan disempurnakan pada kegiatan berikutnya.
Evaluasi dilakukan dengan cara
membuat angket yang diisi oleh para peserta, dimana angket ini berisi
pertanyaan-pertanyaan yang bisa menggambarkan bentuk pencapaian dari kegiatan
ini. Indikatornya
yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain itu panitia juga membuat rapat evaluasi dimana setiap
seksi membahas akan tugas yang ditangani serta pencapaian dan kendalanya.
Ada beberapa hal penting yang sering
dijumpai menjadi masalah dan kelemahan pada kegiatan Karya wisata ini yaitu:
-
Pencapaian
tujuan kegiatan
-
Penerimaan
dan penyerapan materi
-
Pembiayaan.
-
Pemenuhan
keinginan semua peserta.
-
Hambatan
sarana dan prasarana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar