Minggu, 15 Desember 2013

FAKTOR SUMBER DAYA ALAM YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PANGAN

FAKTOR SUMBER DAYA ALAM YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PANGAN

Pada saat ini, dapat kita lihat bahwa di berbagai belahan dunia terjadi kerawanan pangan yang menyebabkan kesengsaraan bagi umat manusia. Hal ini terjadi karena kurangnya ketersediaan pangan untuk mencukupi populasi penduduk dunia yang terus bertambah, belum lagi dengan terjadinya kerusakan alam yang diakibatkan juga karena kelalaian manusia itu sendiri.
Ketersediaan pangan ini sangat berpengaruh dari beberapa faktor yang ada pada sumber daya alam yang ada pada lingkungan hidup kita. Faktor-faktor sumber daya alam ini memberikan kontribusi yang sangat besar kepada manusia untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi manusia. Faktor-faktor ini mempunyai hubugan dan saling keterkaitan antara satu dengan yang lainnya di alam. Faktor sumber daya alam ini antara lain:
1.         Iklim
Variabilitas iklim secara langsung mempengaruhi berbagai aspek dari ketahanan pangan, khususnya dalam hal ketersediaan pangan dan distribusi pangan. Peristiwa bencana alam seperti kekeringan dan banjir, berkaitan dengan karakteristik dan fluktuasi curah hujan. Kekeringan dan banjir disebabkan oleh besarnya variasi curah hujan yang diterima oleh setiap wilayah geografis. Variasi curah hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global, regional maupun lokal. Faktor global antara lain adalah fenomena El Niño, La Niña, dan Dipole Mode, sedangkan faktor regional antara lain Sirkulasi Monsun, Madden Julian Oscillation (MJO), dan suhu muka laut perairan Indonesia. Sementara itu, faktor lokal yang berpengaruh adalah ketinggian tempat, posisi bentangan suatu pulau, sirkulasi angin darat dan angin laut, serta tutupan lahan suatu wilayah.
Pengaruh dari iklim yang ekstrim pada musim hujan menyebabkan banjir dan pada musim kemarau menyebabkan kekeringan. Iklim juga dapat menyebabkan perkembangan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara eksplisit. Dengan adanya banjir, kekeringan dan OPT dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak sempurna dan mungkin menyebabkan gagal panen.
Fenomena perubahan iklim membuat dunia semakin dihantui kemungkinan kemerosotan produksi dan ketersediaan bahan pangan. Di sejumlah negara, termasuk Indonesia, climate change dan dampaknya sudah terasa. Negara produsen bahan pangan merasakan penurunan produksi, sehingga mengurangi atau menghentikan ekspor karena menjaga stok di dalam negeri. Dampak perubahan iklim saat ini sudah mulai dirasakan oleh petani dengan turunnya produktifitas pertanian.
Di beberapa daerah basis nelayan, aktifitas melaut para nelayan mulai berkurang. Para nelayan enggan melaut karena datangnya gelombang dan potensi mendapatkan tangkapan ikan sulit diprediksi.
2.         Kualitas Tanah
Tanah merupakan merupakan faktor penting bagi kehidupan. Tanah mampu menyimpan air dan zat-zat makanan yang diperlukan tumbuhan. Selain itu, tanah juga merupakan lahan penting bagi usaha pertanian, peternakan, perkebunan, dan pemukiman.
Ada beberapa jenis tanah yang sangat cocok untuk dunia pertanian antara lain tanah laterit dan tanah vulkanik.
Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk dari bahan organik dengan daya serap mudah. Sifat tanah laterit kurang subur. Jenis tanah ini banyak diusahakan untuk tanaman palawija, hortikultura, dan perkebunan karet.
Tanah vulkanik adalah tanah yang terjadi dari pelapukan batuan vulkanis (dari abu dan lahar gunung api) yang bersifat subur. Tanah ini cocok untuk pertanian dan perkebunan. Daerah persebarannya meliputi Jawa, Sumatera Utara, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Barat
3.         Ketersediaan Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia sepanjang masa dan menjadi bagian dari kebutuhan dasar manusiawi yang sangat penting. Air dapat berguna sebagai air baku untuk air minum, air untuk irigasi, air untuk kebutuhan sehari -hari seperti mandi dan mencuci, air untuk kebutuhan industry.
Di permukaan bumi air dapat dibedakan atas air tanah, air sungai, air danau, air hujan dan air laut.
Di dalam laut tersimpan sumber daya alam berupa hewan maupun tumbuhan laut. Berbagai jenis hewan laut seperti ikan, kerang, udang, kepiting, dan cumi-cumi merupakan sumber makanan yang mengandung protein bagi manusia.
Bagi budidaya pertanian, ketersediaan air akan dapat menunjang peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan petani, lapangan pekerjaan dan ketahanan pangan. Saat ini sektor pertanian menggunakan hampir 80% kebutuhan air total.
Air dipandang sebagai salah satu sumberdaya alam yang mempunyai peranan sangat besar dalam menunjang pembangunan pertanian. Adanya pemanfaatan sumberdaya air yang intensif untuk irigasi pertanian. Kebutuhan air bagi irigasi pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk. Kerusakan fungsi hidrologis hutan oleh berbagai sebab membuat cadangan air tanah yang mendukung sistem irigasi semakin berkurang.
4.         Sumber Daya Hutan
Ketergantungan masyarakat terhadap hutan masih cukup tinggi terutama masyarakat yang berada di dalam dan sekitar hutan untuk memenuhi kebutuhan akan lahan pertanian dan sumber penghidupan lainnya. Sejumlah besar masyarakat, terutama di Sumatera bagian tengah dan selatan, Kalimantan dan Papua bergantung pada hutan untuk kehidupan mereka.
Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dibagi dalam dua tipe, yaitu secara tidak langsung menjadikan hutan sebagai penyangga sistem kehidupan atau life supporting system, termasuk sistem pertanian pangan; dan secara langsung menjadikan hutan sebagai penyedia pangan. Peran hutan dalam mendukung ketahanan pangan melalui fungsi hutan sebagai penyangga sistem kehidupan, antara lain adalah: hutan sebagai pengatur tata air, hutan sebagai pengatur iklim mikro dan penyerap karbon, dan hutan sebagai sumber plasma nutfah.
Hutan  merupakan  sumber kacang-kacangan,  buah-buahan,  perdu,  akar,  jamur,  dan hewan dengan berbagai ukuran, mulai dari kumbang kelapa hingga  gajah.    Banyak  jenis  yang  hidup  di  hutan  memiliki kandungan  gizi  seperti  vitamin  A  dan  C,  niasin,  dan  zat  besi, yang  merupakan  unsur  penting  bagi  kesehatan.    Hutan  juga menyediakan  bahan  makanan  bagi  ternak,  dan  di  banyak negara hutan merupakan sumber kayu bakar untuk memasak.
Di masa depan, hutan mempunyai potensi untuk menyediakan lebih  banyak  makanan  melalui    pemuliaan  tanaman  pangan terseleksi,  atau  melalui  upaya  yang  lebih  kontroversial,  yaitu dengan rekayasa genetis.
Hutan sebagai perlindungan terhadap sistem ekologi penyangga kehidupan, berfungsi sebagai pengendali siklus hidrolo gi (banjir, erosi, kekeringan), siklus karbon dan oksigen, serta siklus rantai makanan, yang menghasilkan air, oksigen dan makanan. Peran kawasan hutan sebagai pengatur tata air adalah melalui fungsi hidrologis sebagai penyerap, penyimpan, penghasil dan pendistribusi air. Kerusakan hutan saat ini telah menyebabkan berbagai bencana seperti banjir dan kekeringan yang mengancam keberlanjutan pertanian pangan.

Dari segi kelangsungan lingkungan hidup, maka degradasi hutan akan memberi dampak terhadap sumber air. Erosi tanah sebagai akibat dari pembersihan lapisan penutup tanah, akan menyebabkan sedimentasi/endapan pada jalan air, yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan di hilir atau dataran rendah. Kekurangan air juga akan mempengaruhi sistem pertanian, perikanan dan pengoperasian bendungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar