FAKTOR
SUMBER DAYA ALAM YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PANGAN
Pada
saat ini, dapat kita lihat bahwa di berbagai belahan dunia terjadi kerawanan
pangan yang menyebabkan kesengsaraan bagi umat manusia. Hal ini terjadi karena
kurangnya ketersediaan pangan untuk mencukupi populasi penduduk dunia yang
terus bertambah, belum lagi dengan terjadinya kerusakan alam yang diakibatkan
juga karena kelalaian manusia itu sendiri.
Ketersediaan
pangan ini sangat berpengaruh dari beberapa faktor yang ada pada sumber daya alam
yang ada pada lingkungan hidup kita. Faktor-faktor sumber daya alam ini
memberikan kontribusi yang sangat besar kepada manusia untuk menyediakan
kebutuhan pangan bagi manusia. Faktor-faktor ini mempunyai hubugan dan saling
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya di alam. Faktor sumber daya alam
ini antara lain:
1.
Iklim
Variabilitas
iklim secara langsung mempengaruhi berbagai aspek dari ketahanan pangan,
khususnya dalam hal ketersediaan pangan dan distribusi pangan. Peristiwa
bencana alam seperti kekeringan dan banjir, berkaitan dengan karakteristik dan
fluktuasi curah hujan. Kekeringan dan banjir disebabkan oleh besarnya variasi
curah hujan yang diterima oleh setiap wilayah geografis. Variasi curah hujan di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global, regional maupun
lokal. Faktor global antara lain adalah fenomena El Niño, La Niña, dan Dipole
Mode, sedangkan faktor regional antara lain Sirkulasi Monsun, Madden Julian
Oscillation (MJO), dan suhu muka laut perairan Indonesia. Sementara itu, faktor
lokal yang berpengaruh adalah ketinggian tempat, posisi bentangan suatu pulau,
sirkulasi angin darat dan angin laut, serta tutupan lahan suatu wilayah.
Pengaruh
dari iklim yang ekstrim pada musim hujan menyebabkan banjir dan pada musim
kemarau menyebabkan kekeringan. Iklim juga dapat menyebabkan perkembangan
organisme pengganggu tanaman (OPT) secara eksplisit. Dengan adanya banjir,
kekeringan dan OPT dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak sempurna dan
mungkin menyebabkan gagal panen.
Fenomena perubahan iklim membuat dunia semakin
dihantui kemungkinan kemerosotan produksi dan ketersediaan bahan pangan. Di
sejumlah negara, termasuk Indonesia, climate change dan dampaknya sudah terasa.
Negara produsen bahan pangan merasakan penurunan produksi, sehingga mengurangi
atau menghentikan ekspor karena menjaga stok di dalam negeri. Dampak perubahan
iklim saat ini sudah mulai dirasakan oleh petani dengan turunnya produktifitas
pertanian.
Di
beberapa daerah basis nelayan, aktifitas melaut para nelayan mulai berkurang.
Para nelayan enggan melaut karena datangnya gelombang dan potensi mendapatkan
tangkapan ikan sulit diprediksi.
2.
Kualitas Tanah
Tanah
merupakan merupakan faktor penting bagi kehidupan. Tanah mampu menyimpan air
dan zat-zat makanan yang diperlukan tumbuhan. Selain itu, tanah juga merupakan
lahan penting bagi usaha pertanian, peternakan, perkebunan, dan pemukiman.
Ada
beberapa jenis tanah yang sangat cocok untuk dunia pertanian antara lain tanah
laterit dan tanah vulkanik.
Tanah
laterit adalah tanah yang terbentuk dari bahan organik dengan daya serap mudah.
Sifat tanah laterit kurang subur. Jenis tanah ini banyak diusahakan untuk
tanaman palawija, hortikultura, dan perkebunan karet.
Tanah
vulkanik adalah tanah yang terjadi dari pelapukan batuan vulkanis (dari abu dan
lahar gunung api) yang bersifat subur. Tanah ini cocok untuk pertanian dan
perkebunan. Daerah persebarannya meliputi Jawa, Sumatera Utara, Bali, Lombok,
dan Nusa Tenggara Barat
3.
Ketersediaan Air
Air
merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia sepanjang masa
dan menjadi bagian dari kebutuhan dasar manusiawi yang sangat penting. Air
dapat berguna sebagai air baku untuk air minum, air untuk irigasi, air untuk
kebutuhan sehari -hari seperti mandi dan mencuci, air untuk kebutuhan industry.
Di
permukaan bumi air dapat dibedakan atas air tanah, air sungai, air danau, air
hujan dan air laut.
Di dalam
laut tersimpan sumber daya alam berupa hewan maupun tumbuhan laut. Berbagai
jenis hewan laut seperti ikan, kerang, udang, kepiting, dan cumi-cumi merupakan
sumber makanan yang mengandung protein bagi manusia.
Bagi
budidaya pertanian, ketersediaan air akan dapat menunjang peningkatan produksi
pangan, peningkatan pendapatan petani, lapangan pekerjaan dan ketahanan pangan. Saat ini sektor pertanian menggunakan hampir 80%
kebutuhan air total.
Air dipandang sebagai salah satu sumberdaya alam yang mempunyai peranan
sangat besar dalam menunjang pembangunan pertanian. Adanya
pemanfaatan sumberdaya air yang intensif untuk irigasi pertanian. Kebutuhan
air bagi irigasi pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan terus
meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk. Kerusakan fungsi hidrologis
hutan oleh berbagai sebab membuat cadangan air tanah yang mendukung sistem
irigasi semakin berkurang.
4.
Sumber Daya Hutan
Ketergantungan masyarakat terhadap
hutan masih cukup tinggi terutama masyarakat yang berada di dalam dan sekitar
hutan untuk memenuhi kebutuhan akan lahan pertanian dan sumber penghidupan
lainnya. Sejumlah besar masyarakat, terutama di Sumatera bagian tengah dan
selatan, Kalimantan dan Papua bergantung pada hutan untuk kehidupan mereka.
Pemanfaatan
potensi sumberdaya hutan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dibagi dalam dua
tipe, yaitu secara tidak langsung menjadikan hutan sebagai penyangga sistem
kehidupan atau life supporting system, termasuk sistem pertanian pangan; dan
secara langsung menjadikan hutan sebagai penyedia pangan. Peran hutan dalam
mendukung ketahanan pangan melalui fungsi hutan sebagai penyangga sistem
kehidupan, antara lain adalah: hutan sebagai pengatur tata air, hutan sebagai
pengatur iklim mikro dan penyerap karbon, dan hutan sebagai sumber plasma
nutfah.
Hutan merupakan
sumber kacang-kacangan,
buah-buahan, perdu, akar,
jamur, dan hewan dengan berbagai
ukuran, mulai dari kumbang kelapa hingga
gajah. Banyak jenis
yang hidup di
hutan memiliki kandungan gizi
seperti vitamin A
dan C, niasin,
dan zat besi, yang
merupakan unsur penting
bagi kesehatan. Hutan
juga menyediakan bahan makanan
bagi ternak, dan
di banyak negara hutan merupakan
sumber kayu bakar untuk memasak.
Di
masa depan, hutan mempunyai potensi untuk menyediakan lebih banyak
makanan melalui pemuliaan
tanaman pangan terseleksi, atau
melalui upaya yang
lebih kontroversial, yaitu dengan rekayasa genetis.
Hutan
sebagai perlindungan terhadap sistem ekologi penyangga kehidupan, berfungsi
sebagai pengendali siklus hidrolo gi (banjir, erosi, kekeringan), siklus karbon
dan oksigen, serta siklus rantai makanan, yang menghasilkan air, oksigen dan
makanan. Peran kawasan hutan sebagai pengatur tata air adalah melalui fungsi
hidrologis sebagai penyerap, penyimpan, penghasil dan pendistribusi air.
Kerusakan hutan saat ini telah menyebabkan berbagai bencana seperti banjir dan
kekeringan yang mengancam keberlanjutan pertanian pangan.
Dari segi kelangsungan lingkungan
hidup, maka degradasi hutan akan memberi dampak terhadap sumber air. Erosi
tanah sebagai akibat dari pembersihan lapisan penutup tanah, akan menyebabkan
sedimentasi/endapan pada jalan air, yang dapat mengakibatkan dampak negatif
terhadap kegiatan di hilir atau dataran rendah. Kekurangan air juga akan
mempengaruhi sistem pertanian, perikanan dan pengoperasian bendungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar